Keberadaan tiga makam di kompleks Keraton Kasunanan, tepatnya di kampung Gabuhan, Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo. (Bramantyo)

Dia sendiri tak tahu persis berapa usia makam tersebut. Namun kemungkinan, usia makam itu sudah lebih dari 100 tahun. Sebelumnya ada upaya untuk memindahkan makam tersebut.

Namun salah satu warga yang dituakan mendapatkan per lambang jika keberadaan tiga makam itu tidak mau dipindahkan. Pesan itu kembali datang pada ayah Sulastri. 

"Saat itu bapak diberi sasmita (pertanda) dalam bentuk suara yang mengatakan silakan dipindah tapi aku gak tanggung jawab," katanya.  Khawatir terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, hingga saat ini tidak ada yang berani memindahkan lokasi makam. 

Hal aneh juga terjadi, jauh sebelum dibangun dengan diberikan tanda berupa kijing, makam tersebut hanya berupa tanah saja.

Lokasi makam seringkali dilewati pejalan kaki dan kendaraan bermotor. Hingga pada suatu ketika, ada suara yang datang kepada ayah Sulastri yang meminta agar diberikan tanda di makam tersebut. 

"Suatu malam, bapak didatangi seseorang yang meminta  agar makam diberikan tanda. Omahku kok diidak-idak wong. Omahku ki mulyakno. (Rumahku diijak-injak. Tolong dibangun)," ungkap Sulastri mengingat kembali cerita sang ayah.  

Pernah ada kejadian  sebelum di bangun ada pohon talok, kemudian  ada yang mencoba memotong pohon talok yang ada di dekat makam, akhirnya yang memotong malah dapat memolo (bencana).


Editor : Ahmad Antoni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3 4
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network