Istri Bupati Karanganyar Siti Khomsiyah bersama warga lainnya mendatangi air api di Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar (Foto: Bramantyo)

KARANGANYAR, iNews.id - Api biasanya tak bisa bersatu, dimana api selalu padam bila terkena air. Namun beda dengan fenomena alam yang terjadi di Dusun Dukuh, Desa Krendowahono, Kabupaten Karanganyar ini.

Di lokasi sini, api yang menyala tapi bisa dipadamkan oleh air. Malah sebaliknya, kedua elemen ini justru mampu bersatu di satu titik yang sama.

Itulah fenomena alam yang terjadi di Dusun Dukuh. Munculnya fenomena alam dimana api bisa menyatu dengan air dalam sekejap mengundang warga masyarakat dari luar dusun itu berbondong-bondong datang ketempat ajaib tersebut.

Meski jalan menuju kelokasi dimana api dan air bisa menyatu itu tidaklah mulus. Untuk menuju ke lokasi tersebut, sudah harus melewati jalan yang menurun cukup tajam.

Belum lagi jalanan menuju ke lokasi tidak semulus yang dibayangkan. Apalagi bila musim hujan, pengendara roda empat harus ekstra waspada.

Bila tidak, sudah dipastikan kendaraan akan salip di jalanan tersebut. Selain licin berlumut, jalan desa itu hanya muat dilalui satu kendaraan. Dan kendaraan lain yang kebetulan berpapasan, terpaksa harus mengalah.

Saat MNC Portal Indonesia (MPI) tiba di lokasi api dan air sudah dipenuhi warga sekitar. Bahkan istri Bupati Karanganyar Siti Khomsiyah yang juga anggota DPRD ada di lokasi tersebut.

Karena penasaran, istri orang nomor satu di Kabupaten yang terletak di lereng Gunung Lawu ini pun mencoba mematikan api yang menyala diatas air dan api itu pun berhasil dipadamkan.

"Saya nyalakan lagi ya apinya," kata Siti Khomsiyah sambil menyalakan korek gas dan mendekatkan pada pipa air dan apipun menyala kembali, Minggu (21/3/2021).

Menurutnya, fenomena alam ini ditemukan tak terduga. Dari keterangan Kepala Desa Krendowahono, sumur ini dulunya bekas sumur bor bantuan dari Baznas pada bulan September tahun 2019.

"Daerah ini setiap musim kemarau selalu kesulitan air bersih. Kemudian, desa ini mendapatkan bantuan pembuatan sumur untuk mengatasi kesulitan warga mendapatkan air. Sehingga sering mendapatkan droping air," ujarnya.

Setelah dibor hingga kedalaman 120 meter, air keluar dari lokasi tersebut. Namun karena air yang keluar rasanya cukup asin, akhirnya sumur yang sudah dibor ini ditinggalkan begitu saja. Kemudian, di awal Januari 2020, masyarakat setempat kembali mengecek bekas lokasi sumur bantuan dari Baznas tersebut.

Warga keheranan, ternyata pipa paralon yang sudah tersambung itu tetap mengeluarkan air  warga pun kemudian mengikuti arah pipa paralon tersebut. Dan ternyata pipa itu mengarah pada sumur sudah digali.

"Malam harinya pak Kades dan beberapa pemuda desa melakukan penelusuran pipa plaron. Karena kondisinya malam hari dan tidak ada penerangan, dinyalakan lah korek api. Ternyata saat didekatkan di air malah menyala. Kemungkinan ada gasnya. Dan oleh warga dicoba untuk memasak telur juga matang," ujarnya.

Sejak saat itulah, fenomena alam yang akhirnya diberi nama oleh istri bupati Air Berapi Dukuh ini mulai diserbu warga yang merasa penasaran dan ingin melihat keajaiban alam.

Apalagi, kata dia, warga setempat juga meyakini air tersebut bisa digunakan untuk obat. Setelah secara tak sengaja anak pak Kades yang memiliki alergi di kulit bisa sembuh setelah beberapa kali kakaknya dibasuh dengan menggunakan air tersebut.

"Salah satunya testimoni dari putra pak Kades yang punya alergi di kulit. Setelah beberapa kali dibasuh dengan air tersebut alerginya hilang dan sembuh. Ini merupakan berkah bagi warga disini selain dipercaya bisa menyembuhkan penyakit kulit. Semoga kedepannya bisa dijadikan wisata untuk terapi," katanya.

Kepala Desa Krendowahono Syarif Hidayat mengatakan hasil penelitian sementara, kondisi air di lokasi tersebut, di kedalaman mulai 100 meter airnya mengandung gas dan belerang.

Menyangkut rumor yang berkembang bila mata air ini menyambung ke pantai selatan itu tidak benar. Menurut hasil penelitian dari Litbangdas Solo dan Ciamis, lokasi dimana fenomena itu terjadi merupakan titik pertemuan sungai Dayu dengan Bledug Kuwu.

"Kalau tersambung ke pantai selatan, tidak juga. Dari hasil penelitian para ahli lokasi ini merupakan titik pertemuan antara air asin yang berasal dari sungai Dayu dan gas dari Bledug Kuwu. Makanya mayoritas air di desa ini rasanya asin seperti air laut," ujarnya.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network