KLATEN, iNews.id – Isak tangis mewarnai kedatangan jenazah Sadimin (57), warga Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (22/12/2025) petang. Sadimin merupakan satu dari 18 korban tewas dalam kecelakaan maut Bus PO Cahaya Trans di Simpang Susun Tol Krapyak, Kota Semarang.
Kepulangan Sadimin ke kampung halaman sedianya menjadi momen bahagia keluarga untuk merayakan Tahun Baru bersama sang anak yang baru saja kembali merantau dari Jepang.
Keluarga mengaku tidak memiliki firasat buruk sebelum musibah terjadi. Namun, ada satu permintaan terakhir korban yang kini menjadi kenangan pahit bagi sang istri. Sebelum berangkat dari Jakarta, Sadimin sempat berpesan melalui telepon agar di rumah dimasakkan sayur gori (nangka muda).
"Beliau berpesan ke istrinya minta dimasakkan sayur gori. Katanya ingin makan bersama-sama saat kumpul keluarga besar nanti," ujar Siti Wulandari, perangkat desa setempat dengan nada sedih.
Sadimin sehari-harinya bekerja sebagai pedagang es keliling di Jakarta. Ia memutuskan pulang kampung pada Minggu kemarin karena sang anak yang bekerja di Jepang sedang mengambil libur dan pulang ke Klaten.
Rindu yang membuncah untuk bertemu sang buah hati dan merayakan pergantian tahun bersama keluarga besar terputus di Tol Dalam Kota Semarang. Bus Cahaya Trans yang ia tumpangi hilang kendali dan menabrak pagar pembatas jalan tol hingga mengakibatkan belasan orang meninggal dunia.
"Korban ini pedagang es di Jakarta. Sengaja pulang karena anaknya yang kerja di Jepang pulang ke rumah. Niatnya mau kumpul keluarga untuk Tahun Baru, tapi takdir berkata lain," kata Siti.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait