PURWOREJO, iNews.id – Keluarga terguncang dengan kabar Nurkholis (42) dan Mufidatun (45) yang ditemukan tewas bersama di mobil, dekat kawah Sikidang, Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (3/2/2018). Beberapa hari lalu, Nurkholis berpamitan kepada sang istri akan pergi ke Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Menurut keluarga dan tetangga, saat ditemukan meninggal di mobil, tidak ada tanda-tanda penganiayaan pada Nurkholis dan Mufidah. Keduanya diduga meninggal karena keracunan karbondioksida atau CO2. Di dashboard mobil ada bekas terbakar dan mesin mobil masih masih hidup. Kaca mobil juga tampak menghitam dan kap mesin gosong.
Istri Nurkholis, Isrohimi (38), terdiam begitu mendengar kabar suaminya ditemukan tewas bersama wanita lain di Dieng, di dalam mobil dengan nopol AB 1998 SH. Kedua korban merupakan warga Desa Karangsari, Kecamatan Bener, Purworejo, Jateng. Isrohimi tidak menyangka karena sebelumnya Nurkholis mengaku ke Pontianak untuk urusan pekerjaan. “Selasa siang (30/1/2018) kemarin pamitan mau ke Pontianak karena ada urusan kerjaan,” kata Isrohimi saat ditemui di rumahnya.
Nurkholis yang berprofesi sebagai montir mobil memang kerap menerima jasa panggilan dari para pelanggan dan konsumen lain. Di rumahnya, dia juga memiliki bengkel mobil sekaligus menjual onderdil mobil.
Menurut sang istri, Isrohimi, sejak berpamitan Selasa lalu, Nurkholis tidak pernah mengangkat ponselnya meskipun dia dan anaknya menghubunginya berkali-kali. Keluarga baru mendapat kabar Sabtu pagi bahwa bapak satu orang anak itu tewas bersama seorang perempuan di dalam mobil. Dia mengaku tidak mengenal perempuan yang meninggal bersama suaminya.
“Setelah pamit waktu itu ke Pontianak, saya nggak bisa tidur waktu itu, nggak enak gitu aja, seperti akan pergi selamanya. Waktu itu masih makan bareng, bertiga dengan anak,” kata Isrohimi.
Sementara tetangga korban, Ahmad Mahfudi mengatakan, sepengetahuan warga, kedua korban bukan pasangan suami istri. Korban perempuan, Mufidatun diketahui sudah menikah siri dengan warga setempat. “Setahu kami, korban perempuan itu istri sirih laki-laki lain, bukan korban meninggal. Akhir-akhir ini dia (korban perempuan) dagang ayam dengan suaminya,” kata Ahmad Mahfudi.
Sementara Kepala Desa Karangsari Waluyo Sudarmadji mengatakan, kejadian tersebut diharapkan menjadi pelajaran bagi warga. “Harapan saya pada warga, jadikan ini jadi pelajaran, hati-hati berkendaraan. Kalau pergi dari rumah pamit, punya tujuan yang jelas,” kata Waluyo.
Kedua keluarga mengaku sudah ikhlas dengan kepergiannya. Meski demikian, keluarga menyerahkan kasus tersebut ke kepolisian.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait