Dalam beberapa bulan ke depan, kata dia, Kopi Tugiman juga akan ekspor ke beberapa negara. Dia menilai, produk lokal nama Kopi Tugiman memang lebih gampang diingat. Selain nama yang unik, Tugiman sendiri memiliki kepanjangan Tukang Giawe Nyaman dan Marai Tuman.
Total setiap hari produksi dalam satu bulan terakhir rata-rata mencapai 50-100 bungkus (pack). Dia mengaku kewalahan dalam produksi Kopi Tugiman. Bahkan dia harus sampai cari tenaga admin khusus melayani permintaan Kopi Tugiman. Total karyawannya saat ini 10 orang.
Zaenal mengungkapkan tingginya antusias masyarakat terhadap Kopi Tugiman karena mungkin kecintaannya pada Tugiman, dan bukan karena kopinya. Karena sepengetahuannya, ujarnya, yang mencari kopi ini tidak tahu bedanya kopi arabika, dan robusta.
Produksinya ada tiga macam, yaitu Kopi Tugiman arabika, Kopi Tugiman robusta, dan Kopi Tugiman blend yang merupakan campuran arabika dan robusta. "Dengan nama Kopi Tugiman ini juga lebih mengedukasi masyarakat bahwa peminum kopi lokal kita tidak kalah dengan kopi produk lain," ujarnya.
Dia tak menyebut jumlah omzetnya secara gamblang. Hanya dia mengungkapkan jika harga Kopi Tugiman arabika rata-rata Rp200.000 per kilogram x 20 kg keluar nilai Rp4 juta per hari. Sedangkan, robusta harga Rp150.000 per kg x 30 kg keluar nilai Rp4,5 juta per hari.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait