"Ada tren peningkatan kasus harian yang ada di sini sampai minggu ke 20. Ini akibat liburan mudik atau yang nekat mudik. Proporsi klaster terbesar itu keluarga 62,4 persen, ini kita hati-hati betul. Lapas 18,7 persen dan klaster agama 11,5 persen. Puncak balik lebaran terjadi di 18 Mei, tercatat 48.754," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, tiga kabupaten itu memiliki kriteria kasus yang berbeda-beda. Namun demikian, pihaknya tetap melakukan penatalaksanaan yang ketat terhadap kasus tersebut.
"Perlakuan yang dilakukan sama, yakni dengan Tracing, Tracking dan Treatment. Varian baru karena penyebarannya cepat, maka kita harus ketat. Padahal teman-teman sudah menggunakan APD namun tetap tertular, karena perilaku virus," kata Yulianto.
Diaa mengatakan, sudah ada 172 petugas kesehatan yang telah dites. Sampai hari ini ada 47 orang nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Terkait kasus di Kudus, Yulianto menyebut telah menerapkan langkah antisipatif, dengan menyiagakan rumah sakit di sekitar Kudus. Dia mengatakan, hingga kini tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit, masih lega.
"Lonjakan kasus di kudus cukup tajam, sehingga BOR (Bed Ocupancy Rate) tinggi sekitar 75-80 persen. Maka kita siapkan rumah sakit di Semarang seperti Wongsonegoro, itu kan BOR-nya rendah, padahal tempat tidurnya banyak. Itu siap untuk dirujuk di Wongsonegoro, jadi kabupaten sekitarnya siap dukung," katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait