Oleh karena itu, kata dia, kegiatan inventarisasi potensi tumbuhan obat perlu dilakukan terlebih banyak masyarakat sekitar hutan yang telah membuktikan manfaatnya secara tradisional namun belum dilakukan pembuktian secara klinis.
"Celah kekosongan inilah yang perlu kita gali informasinya dan dibuktikan secara klinis, sehingga apa yang kita miliki dan kita lindungi di kawasan Gunung Lawe dapat berguna bagi umat manusia pada masa depan," katanya.
Sakapala SMA Negeri 1 Karangkobar berkomitmen untuk terus berkontribusi aktif dalam upaya pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati di kawasan hutan Gunung Lawe, salah satunya melalui kegiatan inventarisasi tumbuhan obat.
Salah seorang personel Perum Perhutani dari Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karangkobar yang mendampingi kegiatan Sakapala, Daldiri, mengatakan inventarisasi tumbuhan obat merupakan sarana pendidikan yang bagus
"Banyak generasi muda sekarang yang tidak mengetahui tumbuhan di hutan yang bisa dijadikan obat. Tentunya ini akan sangat bermanfaat, khususnya bagi pegiat alam bebas," katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait