Setelah ada titik temu, kiai Ali bin Abdullah kemudian kembali ke ponpes untuk melanjutkan salawatan. Dia juga meminta agar aparat selalu mengawasi dan menegur para jemaah secara humanis jika tidak mengenakan masker atau tidak jaga jarak saat mengikuti salawatan.
Pengasuh Ponpes Darut Tauhid berharap agar pemerintah tidak tebang pilih dalam penerapan PPKM darurat dan memberikan kelonggaran umat muslim pada khususnya dan umat nonmuslim pada umumnya untuk bisa menjalankan ibadah.
Karena dengan mendekatkan diri kepada Tuhan bisa mengusir dan menjauhkan diri dari wabah virus corona. Sementara beberapa perwira kepolisian yang berada di lokasi enggan untuk memberikan keterangan terkait penyekatan yang dilakukan di pintu gerbang desa menuju pondok pesantren.
Kiai Ali bin Abdulah menganggap bahwa kebijakan pelarangan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan setiap setahun sekali dianggap mencederai Pancasila dan umat Islam yang mayoritas di Indonesia.
“Harapan kami jelas apa yang terjadi dengan adanya virus corona ini , harapan kami dengan alasan prokes lalu meniadakan apa yang menjadi kultur agama kita, tidak harus meniadakan kultur sosial kita,” kata Kiai Ali.
“Jadi prokes itu adalah ikhtiar dimana kita menghadapi fenomena penyakit yang berasal dari China. Namun alangkah bijaknya kita melihat bahwa kultur agama kita mayoritas Islam sehingga tidak lalu serta merta menyamakan 100 persen sama dengan keadaan di sana,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait