Sejumlah warga Wadas saat studi banding di wilayah Gunungkidul dan Bantul. (Ist)

Ke depan, pihaknya akan merancang master plan agrowisata pasca penambangan. Selain ada green belt, nantinya juga akan ada embung di puncak bekas tambang. Ia membayangkan, master plan tersebut adalah wisata agro di mana di embung di puncak untuk mengairi pertanian di sekitar lokasi.

Diharapkannya, keseriusan BUMDes tersebut berbanding lurus dengan perhatian sejumlah pihak, terutama Gubernur Ganjar Pranowo. "Ini membuktikan kami serius. Pak Gubernur juga harus serius dalam hal memberikan perhatian niat kami," ujarnya.

Kepala Desa Wadas, Fahri Setianto mengatakan, bahwa proyek strategis nasional akan membawa perubahan besar bagi desanya. Menurutnya, desa yang dipimpinnya akan mengalami perubahan besar, baik secara lanskap, ekonomi, dan sosial budayanya akibat proyek tersebut. Oleh karena itu, pihaknya harus bisa meminimalisasi dampak negatif dan memperbesar dampak positif.

"Dampak positifnya dalam hal ini adalah harus bisa jadi alat kesejahteraan warga Desa Wadas. Untuk itu, kami butuh belajar dari wilayah lain yang sudah sukses," katanya. 

Sementara Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Purworejo, Andri Kristanto menyampaikan, situasi dan kondisi di Desa Wadas kian kondusif. Pengukuran lahan tahap tiga sudah mulai dilakukan. Dari target 617 bidang, kini tinggal 8 bidang saja.

Hingga saat ini, pihaknya masih melakukan pendekatan terhadap warga pemilik 8 bidang yang tersisa. "Kami pastikan tidak ada paksaan, tapi pendekatan masih terus kami lakukan," ujarnya.


Editor : Ahmad Antoni

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network