"Semua tidak benar. Pengamanan kita komunikasikan dengan semua pihak termasuk dengan kelompok yang semula menolak. Semua kegiatan berjalan lancar dan saya mengucapkan terima kasih atas dukungannya," ujarnya.
Sementara staf BPN Purworejo, Tukiran, membenarkan kegiatan inventarisasi dan pengukuran lahan, tanam tumbuh dan bangunan di Wadas berjalan lancar. Dia juga membenarkan terjadinya pemekaran jumlah tanah yang diukur dari rencana semula.
"Jadwal kegiatan kan mulai 12-15 Juli. Ada pemekaran dari target semula. Hingga hari Rabu, target pengukuran 105 tapi bertambah menjadi 144 bidang,” kata Tukiran.
“Hal ini disebabkan ada warga yang tiba-tiba mendatangi tim pengukur dan minta agar tanahnya ikut diukur. Akhirnya, petugas di lapangan mau tidak mau mengukur lahan warga tersebut. Masalah administrasi akan diurus belakangan. Yang terpenting kemauan mereka kita ikuti dulu," katanya.
Berdasarkan informasi, hasil pengukuran, inventarisasi dan identifikasi ini akan segera dimatangkan. Direncanakan, kompensasi pembayaran kepada warga akan dilaksanakan tiga bulan ke depan.
Terkait pengamanan kegiatan pengukuran, inventarisasi dan identifikasi di Wadas, Kapolres Purworejo, AKBP Fahrurozi menegaskan pihaknya menyiagakan personel atas dasar permintaan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO).
"Pengamanan dilakukan oleh Polres Purworejo dibantu TNI. Sedangkan pembagian tugas inventarisasi dan identifikasi dibagi 5 tim, masing masing tim berjumlah 14 orang yang terdiri dari 2 orang Pengukur (BPN), 2 orang Bangunan (PUPR), 4 orang tanam tumbuh (Dinas Pertanian), 2 orang Polri dan 4 orang pendamping dari warga Wadas," kata Kapolres.
Editor : Ahmad Antoni
pengukuran lahan desa wadas Kabupaten Purworejo kapolres purworejo polres purworejo polri proyek strategis nasional bendungan bener kondusif intimidasi
Artikel Terkait