Mendapat curhat dari para perajin tersebut, Ganjar langsung meresponsnya dengan cepat. “Langsung sat set aja, tolong kelompoknya diinventarisir biar diklasifikasi jumlah modalnya,” ucapnya.
Ganjar mengungkapkan, memang industri ukir di Jepara ini masih menjadi idola, khususnya untuk produk gebyok, dan penjualannya masih bagus. Para perajin sudah mau modernisasi cara menjualnya. Namun, lanjut Ganjar, akses permodalan yang masih dibutuhkan.
“Seringkali ketika mengambil kredit KUR ternyata keluhannya sedikit-sedikit, maka pada saat proyeknya sudah berakhir, uangnya sudah habis dipakai bayar buruh, mereka minta skim agar kreditnya bisa lebih mudah, bisa diambil di depan dan seterusnya,” kata Ganjar.
Dalam kunjungan tersebut, Ganjar berdialog dengan para perajin ukir. Ganjar juga mencoba secara singkat cara mengukir kayu dengan pola berbentuk bunga. Ahmad Nurdinsyah, seorang kuli ukir yang sempat berdialog dengan Ganjar.
“Ya tadi Pak Ganjar nanya-nanya soal ukiran. Saya berdoa semoga Pak Ganjar bisa menjadi Presiden dan berharap Pak Ganjar mengerti nasib orang kecil, meningkatkan ekonomi Jepara. Kami sebagai kuli hanya bisa mengukir tentu berharap usaha ukiran bisa maju, harapannya produk Jepara bisa bangkit lagi, kondisi Jepara bisa balik lagi," ucapnya.
Ganjar menilai, perlu melestarikan dan mengembangkan agar Jepara bisa menjadi tempat pusat ukir dan memanfaatkan teknologi untuk kemajuan industri. Menurutnya, ada usulan perlunya sekolah vokasi untuk ukir agar kerajinan ukiran diminati anak-anak sehingga ada proses regenerasi.
Editor : Kurnia Illahi
Artikel Terkait