PEKALONGAN, iNews.id – Permintaan kolang-kaling yang meningkat di bulan Ramadan menjadi berkah bagi petani di daerah pegunungan Pekalongan. Mereka kewalahan melayani permintaan setelah dua tahun sepi akibat pandemi Covid-19.
Petani kolang-kaling di Desa Pungangan, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan sejak awal Ramadan mengalami peningkatan penjualan.
“Setiap pagi saya ke kebun dan hutan untuk memanen kolang-kaling dari pohon aren,” kata kata Casndoyo, salah satu petani kolang kaling di Desa Pungangan, Senin (18/4/2022).
Sejak awal Ramadan, dirinya telah kebanjiran pesanan. Tingginya permintaan pasar membuat dirinya kewalahan. Terlebih produksi kolang-kaling masih dilakukan manual.
Setiap hari, dirinya hanya mampu memproduksi 10 kilogram kolang-kaling. Sedangkan harga jualnya Rp10.000 per kilogram.
Dengan demikian, petani lereng pegunungan wilayah selatan Kabupaten pekalongan ini meraih omzet Rp100.000 per hari.
Casndoyo sudah memiliki pelanggan di pasar-pasar untuk suplai kolang-kaling, sehingga berapa pun pasokan selalu laris di pasaran.
Dikatakannya, aktivitas sebagai petani kolang-kaling dilakukan sejak remaja. Dari profesi ini, dirinya mampu menghidupi keluarga.
Setiap hari, dibutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk memproduksi kolang-kaling. Mulai dari proses memetik, hingga merebusnya kemudian dikupas.
Seiring menurunnya kasus Covid-19, para petani kolang-kaling berharap permintaan pasar terus meningkat. Sebab dua tahun sebelumnya sepi karena dampak pandemi.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait