SOLO, iNews.id - Pakar pariwisata Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Deria Adi Wijaya memprediksi pariwisata Indonesia di tahun 2021 akan bangkit. Pariwisata akan bertahan dengan adaptasi kebiasaan baru di semua aspek.
“Perlu adaptasi baru, tetap menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah wajib menunjukkan surat non reaktif dari rapid test atau PCR. Itu merupakan suatu kebijakan yang nantinya membiasakan wisatawan beradaptasi,” kata Deria Adi Wijaya, Rabu (30/12/2020).
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang babak belur akibat pandemi Covid-19. Banyak destinasi wisata, hotel, bandara, pelabuhan, stasiun, pusat perbelanjaan, tempat hiburan, dan sentra kuliner sempat ditutup guna mencegah penularan Covid-19.
Pariwisata diyakini tetap akan bertahan dengan adaptasi kebiasaan baru di semua aspek. Caranya, setiap wisatawan yang hendak melancong ke destinasi wisata diharuskan menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) dan membawa surat keterangan negatif Covid-19 dari hasil tes usap maupun tes cepat antigen.
Deria optimis geliat pariwisata akan bangkit dengan adanya vaksinasi massal. Ia menyebut masyarakat sudah lelah menunggu akibat diharuskan bekerja dari rumah, menjaga jarak, dan dibatasi bepergian sejak sembilan bulan terakhir.
Vaksinasi massal jika berhasil, dirinya yakin pandemi berakhir dan pariwisata akan meledak lagi. “Karena di sini saya prediksikan jika sudah berakhir, masyarakat sudah lelah menunggu dan sudah menahan diri untuk tidak traveling. Sektor pariwisata punya potensi besar untuk menangkap peluang tersebut,” jelasnya.
Mengenai prospek kunjungan wisatawan di lima destinasi super prioritas, Kaprodi D-3 Usaha Perjalanan Wisata (UPW) Sekolah Vokasi (SV) UNS ini menyebut Borobudur akan menjadi destinasi wisata yang paling laku. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari eksistensinya sebagai destinasi pariwisata Indonesia sejak dulu.
Borobudur merupakan magnet pariwisata yang besar mengingat statusnya sebagai salah satu keajaiban dunia. Selain Borobudur, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo juga punya prospek kunjungan wisatawan yang bagus pada tahun 2021.
Seperti Mandalika, direncanakan akan menjadi tempat perhelatan MotoGP pertama di Indonesia. “Mandalika menjadi magnet besar karena akan menjadi tempat sirkuit MotoGP. Itu kelasnya dunia,” tuturnya. Meski demikian, pemerintah diminta tetap berhati-hati dengan ancaman Super Covid.
Ia meminta pemerintah memperketat akses masuk di semua gerbang wisata Indonesia dari luar negeri. Caranya, dengan memperbanyak pemasangan kamera termal di bandara, pelabuhan, terminal, dan stasiun, memperketat proses screening terhadap wisatawan, dan kewajiban untuk melakukan tes usap maupun tes cepat antigen.
Deria juga menanggapi penunjukkan Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf). Sandiaga Uno membawa harapan baru bagi pariwisata Indonesia yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Dirinya melihat peluang UMKM untuk maju di bawah kepemimpinan Sandiaga Uno.
UMKM yang diproyeksikan berkembang, diantaranya usaha atau industri souvenir dan oleh-oleh. Dalam mengembangkan UMKM di sektor pariwisata juga perlu didukung oleh kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
Sandiaga Uno dinilai memiliki strategi untuk menggeliatkan sektor pariwisata melalui kolaborasi dengan berbagai sektor, baik dari kementerian BUMN, Kemendag dan kementerian lain untuk bisa menyamakan persepsi dan bisa memberikan kemajuan.
Kemenparekraf diharapkan dapat mengembalikan tingkat kepercayaan wisatawan terhadap pariwisata Indonesia. Salah satu caranya dengan memprioritaskan penerapan Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan).
Pengelola destinasi wisata diharapkan menyediakan tempat isolasi dan fasilitas medis yang baik dalam menyambut adaptasi kebiasaan baru di sektor pariwisata.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
pariwisata indonesia sandiaga uno labuan bajo mandalika borobudur Menparekraf Adaptasi Kebiasaan Baru
Artikel Terkait