Sementara itu, dia mengatakan, beberapa jenis industri yang diketahui membuang limbah di anak Sungai Bengawan Solo salah satunya industri tekstil yang ada di Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Klaten.
Selain itu, ada juga limbah dari industri ciu khususnya dari industri kecil. "Limbah ciu iya berkontribusi, dari industri kecil ya itu yang harus kami fasilitasi. Seharusnya untuk industri ciu sudah ada di DED-nya, memang untuk industri ciu karakteristiknya berat, membutuhkan biaya yang sangat besar," katanya.
Terkait hal itu pihaknya meminta agar limbah dari industri ciu bisa diolah kembali untuk dijadikan pupuk. "Kami sarankan untuk tidak dibuang ke sungai tetapi untuk pupuk. Kemarin sudah dibuat untuk pupuk organik namanya ciunik. Pendekatan pengolahan limbah tidak semua harus dibuang ke sungai tapi bisa digunakan kembali, dimanfaatkan," katanya.
Sebelumnya, pada Selasa (7/9) pagi PDAM Surakarta terpaksa menghentikan sementara operasional IPA Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon akibat air dari Bengawan Solo yang seharusnya diolah kembali untuk didistribusikan ke masyarakat tercemar limbah ciu.
Direktur Utama PDAM Solo Agustan mengatakan munculnya limbah berasal dari Kali Samin. "Dari industri ciu, asalnya dari tempuran Kali Samin. Tadi pagi bau, kami ambil sampelnya dan ternyata tidak layak untuk diolah karena dampaknya ke pelanggan," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait