GROBOGAN, iNews.id – Ratusan siswa SMA Negeri 1 Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah (Jateng), menggelar aksi mogok belajar untuk mendesak kepala sekolah segera turun dari jabatannya, Kamis (16/8/2018). Para siswa menilai kepala sekolah tidak layak memimpin sekolah itu karena sikapnya yang arogan dan diduga mengorupsi dana bantuan sekolah senilai ratusan juta rupiah.
Beberapa siswa sebelumnya hanya menggelar aksi mogok belajar dan berusaha kabur dengan meloncati pagar sekolah. Pagar sengaja digembok pihak sekolah agar para siswa tidak kabur. Ratusan siswa kemudian sepakat menggelar aksi mogok sekolah di halaman sejak Kamis pagi hingga siang hari.
Dalam aksi tersebut, para siswa kelas 10 hingga kelas 12 SMA Negeri 1 Karangayung meneriakkan yel-yel turunkan kepala sekolah. Mereka juga mendesak kepala sekolah segera menemui para siswa. Namun hingga jam pelajaran usai, kepala sekolah tetap menolak menemui siswa dan meminta maaf.
Ketua OSIS SMA Negeri 1 Karangrayung Rizki Eko menjelaskan, sikap arogan kepala sekolah sudah sangat keterlaluan. Selama ini, kepala sekolah tidak bisa memberikan contoh yang baik kepada para siswa. Dia selalu merokok di sekolah ketika jam belajar dan mengenakan kaos saat jam upacara.
“Selain itu, kepala sekolah juga sering memarahi para guru yang muda di depan siswa. Kami tidak bisa meniru perilaku kepala sekolah yang tidak bisa mengajarkan hal yang baik kepada siswanya sendiri,” kata Rizki.
Bahkan, guru dan siswa yang hendak menjalankan salat pun tidak diperbolehkan kepala sekolah dan harus menyelesaikan semua aktivitas selama jam sekolah belum usai. Selain itu, banyak kegiatan OSIS yang tidak disetujui oleh kepala sekolah tanpa alasan jelas.
Para siswa juga menyoroti soal keberadaan dana sekolah senilai Rp174 yang tidak jelas. Siswa yang menanyakan soal dana tersebut selalu dimarahi kepala sekolah.
Salah seorang siswi kelas 12 SMAN 1 Karangayung, Hidal Silfi Anjani mengatakan, kepala sekolah selama ini juga sering menegur siswa dengan cara yang dinilai tidak sopan. “Suka marahin muridnya dengan cara yang enggak sopan. Misalnya soal pintu rusak, kalau yang perempuan disuruh harus jual dirilah, yang laki-laki disuruh jadi maling,” kata Hilda Silfi Anjani.
Sambil membentangkan spanduk yang bertuliskan SMA Bukan Nusakambangan, para siswa terus meminta kepala sekolah untuk dicopot dari jabatan. Beberapa orang tua siswa yang menjadi pengurus komite sekolah kemudian menggiring seluruh siswa ke halaman sekolah untuk meredam emosi mereka. Para siswa akhirnya tenang setelah beberapa orang tua memberikan dukungan dan mencoba untuk bermediasi dengan pihak sekolah.
Seluruh siswa kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah mendapatkan pengarahan dari wali murid. Tuntutan terakhir siswa, pihak sekolah harus lebih transparan terkait penggunaan dana BOS dan dana lain yang dikelola sekolah. Mereka mengancam akan kembali menggelar aksi jika dalam waktu sebulan kepala sekolah tidak segera dicopot dan dipindah.
“Langkah pertama kami masih mediasi dulu dan melihat perkembangan. Kalau belum ada perubahan, kami akan mogok semua, kami mau nurunin beliau,“ kata Ketua OSIS SMA Negeri 1 Karangrayung Rizki Eko.
Sementara hingga jam pelajara usai, Kepala SMAN 1 Karangrayung Deni Rachmadi masih tetap berada di ruang kerjanya. Dia menjelaskan, selama ini ada miss communication dengan siswa dan guru sehingga muncul gejolak dari siswa.
Terkait komplain siswa, Deni mengaku memang pernah merokok beberapa kali, namun dia melakukannya di ruang kerja. Dia juga menolak tuduhan terkait larangan terhadap guru dan siswa untuk beribadah pada jam ibadah.
“Saya tadi menyampaikan ke staf-staf saya tolong aspirasi siswa-siswa disampaikan kepada saya supaya saya tahu. Masalahnya pengaturan jadwal yang ternyata tidak sesuai. Nanti saya evaluasi lagi, semoga ini membuat sekolah ini lebih baik lagi,” kata Deni Rachmadi.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait