Sejumlah angkot saat ngetem di kawasan Terminal Tamansari, Salatiga. Foto: Ist.

SALATIGA, iNews.id - Rencana pemerintah menghapus bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan pertalite menuai reaksi dari sopir angkutan kota (angkot) di Kota Salatiga. Kebijakan dinilai memperburuk kondisi usaha jasa transportasi, di antaranya angkot. 

Jika rencana direalisasikan, maka sopir angkot akan semakin terpuruk. Sebab biaya operasional membengkak, sementara sejak pandemi Covid-19 hingga saat ini tetap sepi penumpang.

"Kalau pertalite jadi dihapus dan tidak ada solusi bagi angkot soal harga BBM, maka usaha angkot bakal bangkrut. Sebab biaya operasional meningkat karena harus pakai pertamax yang harganya lebih mahal. Sedangkan pendapatan tidak menentu," kata seorang sopir angkot di Salatiga, Yuliyanto, Selasa (28/12/2021).

Dia mengatakan, jika premium dan pertalite dihapus semestinya ada subsidi harga BBM untuk angkutan umum. Terlebih pada masa pandemi Covid-19, usaha transportasi angkot lesu. 

Menurutnya, pada masa pandemi Covid-19, sopir angkot bisa bawa pulang uang Rp30.000 sudah lumayan. "Sekarang penumpang sepi. Bisa dapat bayaran (upah) Rp30.000 sudah bagus. Jika nantinya Pertamina hanya menjual pertamax, pendapatan sopir angkot akan berkurang dan kondisi ekonomi kami semakin terpuruk," ucapnya.

Atas dasar itu, sejumlah sopir angkot berharap pemerintah bisa memikirkan nasib sopir angkot sebelum mengambil kebijakan tersebut. "Tolong pikirkan nasib kami. Sekarang cari kerja yang lain susah. Apalagi bagi sopir yang usianya sudah tua. Mau cari kerjaan lain sudah susah," ujar sopir lainnya, Budiman. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network