Prof Dr Tata Wijayanta dari Fakultas Hukum bersama sang istri Prof Dr Ir Sri Rahayu dari Fakultas Kehutanan UGM yang dikukuhkan bersama menjadi guru besar. (Foto: UGM)

JAKARTA, iNews.id - Pasang suami istri dikukuhkan menjadi Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) secara bersama. Keduanya dikukuhan di ruang Balai Senat, Gedung Pusat UGM, Selasa (23/4/2024).

Pasutri ini yakni Prof Dr Tata Wijayanta dari Fakultas Hukum dan Prof Dr Ir Sri Rahayu dari Fakultas Kehutanan UGM. Pengukuhan sebagai guru besar ini tepat di hari ulang tahun sang istri yang ke-59 tahun.

Prof Tata mendapat kesempatan pertama menyampaikan pidato pengukuhan yang berjudul Balai Harta Peninggalan sebagai Kurator Publik dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan Kepailitan: Peluang dan Tantangan.

Di ujung pidato pengukuhannya, Prof Tata mengatakan meraih jabatan guru besar merupakan proses yang panjang. Jabatan ini bukan hanya capaian akademik, namun juga refleksi atas perjuangan yang tidak terwujud tanpa bantuan dan pengorbanan banyak pihak, termasuk dari dukungan istri.

Prof Tata mengaku, dia harus menunggu selama 10 tahun untuk dapat dikukuhkan menjadi guru besar bersama sang istri. Meski selama kurun waktu itu, pihak Dekanat selalu mengingatkan dia untuk segera melaksanakan pidato pengukuhan. Namun dia tetap kukuh dan bersabar seraya menunggu sampai istrinya mendapat gelar Profesor.

“Saya bersyukur, pada hari ini pidato pengukuhan Guru Besar ini dapat saya lakukan,” katanya dikutip dari laman UGM, Sabtu (27/4/2024).

Kepada sang istri, Prof Tata menyampaikan ucapan terima kasih karena selalu memberikan dukungan moril dengan pengorbanan tenaga, waktu dan biaya sehingga dia bisa mendapat gelar tersebut.

Namun di kesempatan itu, dia juga sempat menyampaikan ucapan selamat ulang tahun pada istri tercintanya.

“Tentunya secara khusus juga saya ucapkan pada momen yang sangat berbahagia ini, selamat ulang tahun, sehat, sukses dan selalu bermanfaat bagi sesamanya,” ucapnya.

Selanjutnya, pada pidato pengukuhan Prof Sri Rahayu menyampaikan tentang peran patologi hutan di tengah perubahan iklim global.

Menurut Sri, terdapat ratusan jenis patogen yang berinteraksi dengan ekosistem hutan tanaman. Namun adanya perbedaan tingkat pengetahuan tentang fisiologi, siklus hidup dan iklim yang mendukung perkembangan patogen sehingga menjadi tantangan bagi para ahli penyakit hutan. Sementara daftar spesies patogen secara khusus telah ditangani oleh para peneliti jumlahnya masih sangat sedikit.


Editor : Donald Karouw

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network