Warga di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal saat menggelar tradisi Weh-Wehan guna menyambut Maulud Nabi Muhammad. Foto: Eddie Prayitno.

“Dalam tradisi ini, makanan yang disajikan dan dibagikan kepada tetangga beraneka macam. Mulai makanan tradisional, hingga makanan kemasan yang mudah diperoleh,” kata warga lainnya, Lutfiana. 

Makanan khas Kaliwungu yang disajikan dalam tradisi ini adalah sumpil dan ketan beraneka warna. Sumpil merupakan makanan berbahan beras dan dibungkus dengan daun bambu. Hidangan ini disajikan dengan bumbu kelapa parut yang sudah diberi bumbu pedas. 

Tradisi Ketuin dipopulerkan Mbah Akhmad Rukyat, sesepuh dan ulama Kaliwungu yang mengajarkan tentang kebersamaan dan saling berbagi. 

“Filosofinya adalah tenggang rasa dan saling berbagi, serta mengajarkan kebersamaan. Tradisi ini terus terjaga dan menjadi kearifan lokal di Kaliwungu Kendal,” kata warga lainnya, Abdul Fatah. 

Weh-wehan dalam bahasa Jawa berarti saling memberi. Di sini diajarkan untuk saling memberi kepada sesama tanpa memandang status sosial. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network