Tim medis RSUP dr Kariadi Semarang dokter Hapsari saat memberikan keterangan terkait meninggalnya salah satu pasien difteri. (Foto: iNews.id/Kristadi)

SEMARANG, iNews.id - Penyakit difteri kembali memakan korban jiwa. Satu dari tiga pasien difteri yang dirawat di rumah sakit umum pusat (RSUP) dokter Kariadi Semarang, Jawa Tengah mengembuskan napas terakhir setelah dua hari dirawat di rumah sakit tersebut.

Korban yang berusia empat tahun berjenis kelamin laki-laki ini merupakan warga Weleri, Kabupaten Kendal. Saat dirujuk ke rumah sakit, kondisi korban sudah memburuk.

Menurut dokter RSUP dr Kariadi, dokter Hapsari, korban dirujuk ke RSUP dr Kariadi, Minggu (10/12/2017) dengan kondisi sudah mengalami sesak napas cukup parah dan ada pembengkakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck, serta ditengarai terjadi komplikasi ke arah jantung.

Oleh tim medis, kemudian korban langsung mendapat penanganan intensif dengan diberikan obat antibiotik dan obat antidifteri serum.

Pihak rumah sakit juga berencana melakukan tindakan pembuatan lubang untuk membantu pernapasan balita tersebut, namun sebelum tindakan itu dilakukan korban sudah meninggal.

“Kita sudah coba lakukan berbagai cara untuk menangani pasien ini termasuk membuat lubang buatan untuk membantu pernapasan. Tapi, belum sempat dibuat pasien sudah meninggal dunia dini hari tadi,” kata dokter Hapsari, Rabu (13/12/2017).

Hingga saat ini, RSUP dr Kariadi masih merawat dua pasien difteri, satu di antaranya seorang bocah perempuan berusia 6 tahun, warga Batang dan satu lagi remaja laki-laki berusia 15 tahun warga Kabupaten Demak.

Kedua pasien mengalami difteri ringan dan saat ini masih dirawat di ruang isolasi. Meski kondisinya sudah mulai membaik, mereka tetap akan menjalani perawatan di rumah sakit untuk membersihkan kuman difteri selama 10 hari ke depan.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Jawa Tengah, melakukan vaksinasi difteri di 37 puskesmas yang ada di kota ini. Vaksinasi tersebut menyasar balita dan anak-anak. Vaksinasi difteri itu menyusul ditetapkannya Kota Semarang sebagai salah satu daerah kejadian luar biasa (KLB) difteri.

Kepala Dinkes Kota Semarang, Widoyono mengatakan meski saat ini hanya ada satu pasien suspect difteri dirawat di rumah sakit, kewaspadaan bersama perlu ditingkatkan karena penyakit tersebut sangat mudah menular.


Editor : Kastolani Marzuki

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network