“Kami sangat mengapresiasi berbagai dukungan dari pemerintah khususnya BTP Jabagteng dan DJKA dalam menghadirkan layanan KRL yang andal, aman, dan ramah lingkungan bagi masyarakat,” ucap Roppiq.
Layanan KRL Yogyakarta–Solo saat ini juga memiliki ciri khas dimana seluruh transaksi tiketnya telah menggunakan kartu uang elektronik atau tiket kode QR, dan tidak mengenal tiket harian. Kartu uang elektronik pilihan pengguna adalah Kartu Multi Trip (KMT) dari KAI Commuter yang telah digunakan 50 persen pengguna.
Terdapat tiket kode QR dan kartu uang elektronik bank yang masing-masing digunakan 26 persen dan 24 persen pengguna untuk bertransaksi. Tingginya peminat kartu multi trip juga dibuktikan dengan penjualan KMT yang mencapai 254.667 unit sejak Februari tahun lalu.
Tingginya jumlah transaksi nontunai juga menandai perubahan budaya masyarakat menuju ke cashless society. Guna semakin memudahkan pengguna dan mendorong transaksi nontunai, saat ini KAI Commuter tengah menjalin kerja sama dengan Pemkot Solo terkait penggunaan KMT.
Ke depannya KMT tidak hanya digunakan sebagai tiket untuk naik KRL, tetapi dapat juga digunakan sebagai tiket untuk naik Batik Trans Solo. Pengembangan layanan ini dilakukan KAI Commuter dengan sejumlah pemerintah daerah sehingga KMT dapat mengintegrasikan berbagai moda transportasi.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait