SUKOHARJO, iNews.id - Warga mengenal sosok Siswanto sebagai orang yang supel dan ramah. Tak heran jika para tetangga Siswanto di RT 01/04 Kelurahan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, ini terkejut saat mengetahui pendakwah yang biasa mengisi ceramah di masjid mereka ditangkap Densus 88 di Ceper, Klaten.
Kiswanto (70), salah satu tetangga yang tinggal tepat di depan rumah Siswanto mengatakan jika rumah Siswanto tak pernah kedatangan tamu tak dikenal. Bahkan beberapa hari sebelum penangkapan itu pun tak ada tamu yang menginap di rumah itu.
"Jelas saya kaget, saat mendengar kalau pak Sis ditangkap polisi. Malah ditangkap Densus. Soalnya, saya tahu benar, tak ada orang tak dikenal yang datang ke rumah itu," kata Kiswanto saat ditemui, Kamis (26/11/2020).
Menurutnya, dia memang tidak tahu persis apa pekerjaan Siswanto. Kalau istrinya, Sumarti bekerja di koperasi milik salah satu sekolah yang letaknya berada disamping rumah mereka. "Untuk pekerjaan, enggak tau pastinya apa," lanjutnya.
Namun dirinya pernah bertanya saat tahu kalau tetangganya itu pergi ke Kalimantan untuk apa. Dan dijawab, usaha pembuatan roti di sana."Pernah tanya apa usahanya di Kalimantan. Dijawab buat roti. Terus kata istrinya, sekarang balik lagi ke Nguter, karena usaha rotinya lagi sepi," ujarnya.
Siswanto sendiri, kata Kiswanto, bukan asli Nguter. Siswanto baru tinggal di RT 01 ini sepuluh tahun. Sedangkan rumah yang ditempati itu milik keluarga istrinya yang sudah dibeli. "Pak Sis itu aslinya orang Wonogiri. Kalau istrinya orang sini. Itu rumah milik keluarga istrinya. Tapi sudah dibeli," ujarnya.
Seperti diberitakan, Siswanto ditangkap Densus 88 saat berada di Ceper, Kabupaten Klaten. Informasi yang berhasil dihimpun, Siswanto dibekuk Densus 88 karena diduga menjabat sebagai ketua tim Laznah yang berperan dalam penentuan Amir JI.
Siswanto pun diduga hadir dalam kegiatan pertemuan Laznah pada bulan Oktober 2019 didaerah Gunung Kidul dan merupakan Kandidat calon amir JI yang baru.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait