Sejarah Masjid Agung Demak (Foto: Dispar Kabupaten Demak)

 
Arsitektur Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak memiliki luas 1,5 hektar dan terdiri atas ruang utama, pawestren, dan serambi.
Mengutip laman cagarbudaya.kemdikbud.go.id, Masjid Agung Demak ini dibangun dengan gaya khas Majapahit yang dipadukan dengan langgam rumah tradisional Jawa Tengah.

Adaptasi bangunan Majapahit dapat dilihat dari bentuk atap Masjid Agung Demak. Bentuk tersebut diyakini sebagai bentuk akulturasi dan toleransi masjid sebagai sarana penyebaran agama Islam di tengah masyarakat Hindu.

Atap Masjid Agung Demak lebih mirip dengan bangunan suci umat Hindu atau pura yang terdiri atas tiga tajuk. Bagian tajuk paling bawah menaungi ruangan ibadah. Tajuk kedua lebih kecil dengan kemiringan lebih tegak ketimbang atap di bawahnya. 

Sedangkan tajuk tertinggi berbentuk limas dengan sisi kemiringan lebih runcing. Mengutip website resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, atap tersebut memiliki filosofi akidah agama Islam, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.

Pada bagian serambi masjid terdapat delapan pilar penyangga yang konon dibawa langsung dari Majapahit. 
Tak hanya pilar serambi, empat tiang utama atau soko guru yang berfungsi sebagai penyangga bangunan dari tanah sampai puncak masjid.

Empat tiang yang masing-masing berada di arah mata angin ini dibuat langsung oleh Walisongo, yakni Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel, dan Sunan Kalijaga.

Diantara tiang tersebut, tiang yang letaknya di sebelah timur laut memiliki keunikan tersendiri. Tiang tersebut sangat unik karena dibuat dari serpihan kayu yang ditata dan dipadatkan lalu diikat sehingga membentuk tiang yang rapi. Oleh sebab itu disebut sebagai tiang tatal.

Di masjid ini juga terdapat Pintu Bledeg yang dianggap dapat menahan petir. Pintu tersebut dibuat oleh Ki Ageng Selo dan juga merupakan prasasti Candra Sengkala yang berbunyi Nogo Mulat Sarira Wani, maknanya tahun 1388 Saka atau 1466 Masehi.

Nah, itulah sejarah Masjid Agung Demak, peninggalan Kesultanan Demak yang masih ada hingga sekarang dan menjadi ikon wisata religi.


Editor : Komaruddin Bagja

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network