Sejarah Puasa Asyura (Foto: Istimewa)

Puasa Asyura Islam Berbeda dengan Umat Lain

Karena umat Yahudi dan Nasrani juga melaksanakan puasa di hari kesepuluh Muharram, maka dianjurkan juga untuk melaksanakan puasa di hari sebelumnya dan setelahnya. Hal itu semata-mata agar menjadi pembeda dari puasa yang dilakukan oleh umat beragama lain.

Berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan lafadz sebagaimana telah disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam al-Huda dan al-Majd Ibnu Taimiyyah dalam al-Muntaqa 2/2 disebutkan:

خَالِفُوا الْيَهُودَ وَصُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ وَ يَوْمًا بَعْدَهُ

"Selisihilah orang Yahudi dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya."

Serta dari riwayat ath-Thahawi menurut penuturan pengarang Al-Urf asy-Syadzi, disebutkan pula:

صُومُوهُ وَصُومُوا قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا وَ لاَ تُشَبِّهُوَا بِالْيَهُوْدِ

"Puasalah pada hari Asyura dan berpuasalah sehari sebelum dan setelahnya dan janganlah kalian menyerupai orang Yahudi."

Puasa yang dilaksanakan sebelum hari Asyura sering dikenal sebagai puasa Tasu'a, yakni puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram.

Demikian penjelasan mengenai sejarah puasa Asyura dalam Islam. Karena hari Asyura sangat istimewa, maka puasa di tanggal 10 Muharram disebut dapat menghapuskan dosa-dosa kecil selama satu tahun. Wallahualam bisawab


Editor : Komaruddin Bagja

Sebelumnya
Halaman :
1 2 3

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network