Suasana di halaman SD di Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Pemalang. (Suryono Sukarno)

PEMALANG, iNews.id - Siswa sekolah dasar (SD) dan warga takut Gunung Slamet meletus. Meski kegiatan belajar mengajar dan aktivitas warga berjalan normal, namun mereka tetap waspada jika ada peringatan bahaya.

Suara gemuruh disertai asap putih masih terus terlihat di puncak Gunung Slamet. Kampung terdekat di Desa Gambuhan. Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang berjarak sekitar 5-8 km dari puncak gunung merupakan daerah rawan bencana gunung api.

Aktivitas warga masih terlihat normal tidak terlalu terpengaruh. Sejumlah sekolah  yang berada di lereng Gunung Slamet diberikan imbauan agar terus waspada, karena kondisi bisa sewaktu-waktu berubah cepat.

“Para siswa mengaku takut dengan kondisi Gunung Slamet yang sering terdengar bergemuruh dan ada asap putih membubung tinggi. Mereka mengaku tidak konsentrasi belajar karena takut gunung meletus,” ungkap Gutomo, kepala SD Gambuhan, Kamis (26/10)

Gunung berapi yang biasa disebut warga dengan Mbah Slamet mengalami peningkatan status dari normal ke waspada atau level II. Gunung dengan ketinggian 3.432 mdpl ini terletak di perbatasan Kabupaten Pemalang, Tegal, Brebes, Banyumas dan Purbalingga.

Dari pos pengamatan Gunung Slamet Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari terlihat asap putihterus mengepul dari kawah. Tidak terdengar letusan atau getaran, namun asap terlihat mengarah ke barat atau arah Brebes dan Banyumas.

Hingga kini terus terjadi peningkatan gempa hembusan dan tremor. Data atau catatan gempa hembusan tidak bisa dilakukan karena tertutup gempa tremor yang terus terjadi.

“Getaran atau gempa tremor terus menerus terjadi dan cenderung meningkat sejak pagi hingga siang ini,” ujar Deri Alhidayat, petugas pos pengamatan Gunung Slamet Gambuhan Pulosari.

Dengan kondisi Gunung Slamet naik ke waspada, masyarakat  diminta tetap tenang tidak panik namun tetap waspada. Kondisi masyarakat tetap aktivitas normal, bekerja ke ladang, bertani sayuran dan  pekerja lainnya tetap seperti biasa.

Masyarakat dan wisatawan atau pendaki diminta menjauh dari puncak radius 2 kilometer. Hal ini untuk menjaga keselamatan semua pihak, mengingat potensi bahaya yang dapat timbul.


Editor : Ahmad Antoni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network