Anak- anak hingga remaja di desa ini mengaku senang bisa membuat sendiri alat permainannya. Mereka bahan membuat komunitas dolanan truk oleng di kampung untuk ajang silaturahmi dan berbagi informasi.
Tokoh pemuda Desa Pener Didin mengatakan, awalnya para remaja ingin agar anak-anak tetap bisa beraktivitas dan tidak selalu bermain handphone. Mereka kemudian membuat mainan truk oleng dari bahan limbah kardus, dan ternyata disukai anak-anak.
“Permainan ini akan terus dikembangkan dan dibuat model lain agar semakin variatif dan menarik,” kata Didin.
Bahkan permainan truk oleng diharapkan jadi ikon Desa Pener, sekaligus menjadikan daerah ini sebagai kampung dolanan bocah.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait