Para penambang pasir yang menemukan benda-benda tersebut melaporkannya ke dinas setempat dan tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta melacaknya.
"Dari hasil penelitian, dia menyimpulkan permukiman di situs Liyangan telah berkembang dalam kurun waktu tiga hingga empat abad," kata Rendra.
Permukiman ini diharapkan akan dikembangkan secara bertahap dimulai dengan komunitas kecil. Seorang pengunjung asal Wonosobo, Heni (23) mengatakan, mengunjungi Situs Liyangan karena ingin tahu tentang adanya permukiman yang kabarnya pernah hilang.
"Hanya baca di media, tetapi belum pernah ke sini langsung, datang bersama adik," kata Heni. Dia mengatakan, mengunjungi Liyangan untuk pertama kali sudah cukup menjawab rasa penasarannya selama ini.
Dia berharap, ke depannya, kelanjutan peninggalan Situs Liyangan bisa dilanjutkan sehingga peradaban yang hilang bisa kembali ditemukan.
Ketua Tim Ekskavasi Situs Liyangan dari Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta Sugeng Riyanto, mengungkapkan, perjalanan untuk mengungkap sejarah dari situs Liyangan memang masih panjang.
"Jika sudah terbuka tuntas, Situs Liyangan menjadi bukti penting akan peradaban hindu kuno di wilayah Jawa Tengah," ujarnya.
Editor : Ahmad Antoni
situs liyangan Kabupaten Temanggung wisata sejarah mataram kuno gunung sindoro Tempat ibadah jawa tengah arkeologi
Artikel Terkait