Tangkapan layar Google Doodle K.R.T Hardjonagoro

Dia juga senang mendengarkan mereka menembang dan mendongeng tentang Dewi Sri dan beragam kisah tradisional Jawa. Dari mereka dia berupaya bisa mengenal mocopat, pedalangan, gending, Hanacaraka, dan tarian Jawa.

Tik Swan dikirim bersekolah di Neutrale Europesche Lagere School bersama warga kraton, anak-anak ningrat, anak-anak pemuka warga, dan anak-anak pembesar Belanda. Ini karena kedua orang tuanya keturunan pemuka warga Tionghoa pada ketika itu. Ayahnya yaitu cucu dari Luitenant der Chinezen di Boyolali sedangkan ibunya cucu Luitenant der Chinezen dari Surakarta.

Tidak jauh dari rumah kakeknya, tinggallah Pangeran Hamidjojo, putra Paku Buwana X, seorang indolog lulusan Universitas Leiden dan juga penari Jawa klasik. Di rumah sang pangeran selalu disediakan latihan tari yang sejak awal sudah mempesona Tik Swan. Sementara itu Pangeran Prabuwinoto membangkitkan minat Go Tik Swan pada karawitan Jawa.

Seusai perang, Tik Swan berupaya bisa di MULO di Semarang. Lulus dari VHO Voortgezet Hooger Onderwijs (VHO) di Semarang, orang tuanya ingin dia kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Namun dia sudah telanjur sayang dan jatuh cinta pada aturan sejak dahulu kala istiadat Jawa.

Di Fakultas Sastra, dia mempunyai dua pengajar yang diasumsikannya berpengaruh besar terhadapnya Profesor Dr Tjan Tjoe Siem, seorang berbakat sastra Jawa lulusan Leiden yang berasal dari Solo dan Profesor Dr. R.M.Ng. Poerbatjaraka, seorang otodidak yang legendaris.


Editor : Nani Suherni

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2 3
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network