Sementara pantauan di sejumlah titik Kota Semarang, spanduk-spanduk itu ada di Jalan Setiabudi, Sriondol, Banyumanik, tepatnya sisi selatan Mako Banteng Raiders. Kemudian Jalan Kawi Candisari, JPO Karanganyu Semarang Barat, kawasan Terminal Banyumanik.
Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng berargumen munculnya aneka spanduk dengan tulisan seperti itu sebagai sebuah gerakan budaya. Dia menyebut tidak tahu-menahu siapa yang memasang aneka spanduk itu.
“Kalau budaya Jawa kan banyak sekali, saat ini kan banyak sekali. Kalau aku sebagai budayawan ya pikirannya adalah karena pengaruh daripada keterbukaan informasi yang bisa membuat orang itu membuka laman apa saja,” ungkapnya saat dihubungi via telepon, Kamis (26/10) sore.
Di tengah gempuran budaya dari luar itu, kata Agustin, maka gerakan mencintai kebudayaan Indonesia tak terkecuali Jawa dengan segala isinya tentu harus digalakkan kembali.
“Terutama pengaruh-pengaruh budaya dari misalnya Korea. Kemudian budaya-budaya dari Barat, dari Timur kan juga banyak sekali kan,” sambung Agustin yang juga Bendahara DPD PDIP Jateng itu.
Ditanya apakah munculnya aneka spanduk itu berkaitan dengan situasi politik teranyar, Agustin menepisnya. “Kalau saya melihatnya itu sih (sebagai gerakan kebudayaan), kalau dikaitkan dengan situasi politik hari ini kukira para budayawan itu gencar kok membuat gerakan mencintai budaya Indonesia,” ujarnya.
Dia juga mengiyakan memang momentum munculnya spanduk-spanduk itu kebetulan bersamaan dengan situasi politik saat ini.
\
Editor : Ahmad Antoni
gibran rakabuming raka presiden jokowi pdi perjuangan spanduk pdip kota solo kota semarang fx hadi rudyatmo agustina wilujeng
Artikel Terkait