PEKALONGAN, iNews.id – Mabes Polri berhasil menangkap pentolan teroris dari kelompok atau jaringan Jamaah Anshorut Khilafah (JAK) yang berafiliasi dengan Jamaah Anshorut Daulah (JAD). Pentolan terduga teroris itu ditangkap dalam pengejaran jaringan teroris di Jalan Raya Kaliurang Km 9,5 Sleman, DIY, Sabtu (14/7/2018) lalu.
Selain pentolan JAK, Mabes Polri juga menangkap 194 terduga teroris lainnya di sejumlah daerah di Indonesia dan menembak mati 20 pelaku karena melawan saat hendak ditangkap petugas.
“Peristiwa terorisme yang terjadi di Jalan Kaliurang merupakan jaringan Jamaah Anshorut Khilafah (JAK) yang berafiliasi dengan JAD. Sedangkan bom panci di Indramayu merupakan kelompok JAD. Kelompok JAK sendiri berbeda dengan kelompok JAD, namun JAK merupakan loyalis kelompok JAD,” ungkap Kapolri saat bersilaturahmi ke kediaman ulama kharismatik Habib Lutfie di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (17/7/2018).
Menurut Tito, pemimpin dari jaringan teroris di Yogyakarta ini bukan Ustaz Abu Bakar Ba’asyir, namun ada seseorang yang namanya masih dirahasiakan dengan alasan masih dalam pemeriksaan. “Ada satu nama, tapi nanti disampaikan karena saat ini masih dilakukan pemeriksaan,” ucapnya.
Tito menambahkan, penangkapan terduga teroris di Jalan Kaliurang, Sleman, DIY dan pelempar bom panci di Mapolresta Indramayu, Jawa Barat merupakan upaya pengejaran dari petugas melalui operasi pengawasan, operasi penjejakan dan operasi hunting atau pengejaran jaringan terorisme.
Tito mengatakan Polri sudah menyampaikan bahwa kasus terorisme dengan undang-undang yang lama mereka (para pelaku teror) dapat berkumpul, berbisik-bisik, dan menyebarkan ideologi terorisme dengan bebas sehingga Polri tak bisa berbuat apa-apa karena hal itu masalah demokrasi.
"Kasus bom di Surabaya, dengan mereka melakukan pidana telah membuka pintu gerbang bagi Polri dan penegak hukum untuk masuk yang tadi hanya semula tertutup pagar demokrasi dan sekarang kita baru bisa masuk melakukan tindakan penegakan hukum," tuturnya.
Kapolri mengatakan bahwa dirinya sudah menyampaikan pada jajaran agar jangan berhenti menumpas pelaku teror karena mereka sudah membuat kesalahan dengan melakukan serangan yang sudah melintasi batas hukum.
"Saya perintahkan (bawahan) mengejar semuanya (para teroris) karena mereka sudah membuat kesalahan dengan melakukan serangan yang sudah melintasi batas hukum," ujarnya.
Editor : Kastolani Marzuki
pekalongan tito karnavian kapolri penangkapan teroris penotlan jak jamaah anshorut khilafah habib lutfie
Artikel Terkait