Perlu persiapan dan latihan fisik yang cukup untuk bisa terbang dan mendarat dalam kondisi tetap fit. Dan, Puan Maharani sudah melakukannya. Dia mengepakkan sayap dari kokpit pesawat tempur dan ikut melakukan manuver, yang tentu saja mengandung risiko.
Ketahanan fisik dan mental politisi PDI Perjuangan ini pun diakui Dharma Gultom yang menjadi pilot terbangnya. Dharma memuji Puan yang tetap dalam kondisi baik-baik saja ketika mendarat, padahal manuver-manuver jet tempur kerap membuat awak pesawat muntah-muntah hingga pingsan. "Kami bersyukur, Ibu Puan tetap sehat dan fit saat landing," kata Dharma.
Berada di kokpit T-50 Golden Eagle, jet tempur taktis supersonik buatan Amerika Serikat-Korea Selatan yang dikembangkan Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin, perlu ketahanan fisik dan mental.
Pasalnya, saat dilakukan manuver akan dirasakan gaya gravitasi 4G atau daya tarik 4 kali dari berat tubuh. Pada kondisi ini, awak pesawat harus mengencangkan otot kaki dan perut. "Pesawat tempur bisa mencapai 8G, Ibu Puan bisa sampai 4G," ujar lulusan AAU tahun 2002 ini.
Dharma Gultom menceritakan pengalamannya selama terbang bersama Puan. Dituturkan, selama penerbangan Puan sangat rileks, bahkan bisa ngobrol santai dengannya. Menurut Dharma, Ketua DPR itu juga bertanya banyak hal soal pesawat tempur.
Selain disematkan brevet wing kehormatan, Puan juga mendapatkan penghargaan dan plakat yang diserahkan oleh KSAU, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. Menurut Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, pemberian Wing Kehormatan Penerbang Kelas I TNI AU merupakan wujud penghargaan kepada pejabat.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait