“Selama berhenti produksi, kami kehilangan pendapatan. Kini hanya mengandalkan sisa tabungan untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” kata salah satu pekerja batik, Sholeh, Sabtu (28/5/2022).
Para perajin merugi jutaan rupiah akibat banjir rob. Padahal sebagian modal berasal dari pinjaman bank atau lembaga kredit lainnya.
“Meskipun banjir mulai surut, namun belum bisa mulai produksi. Sebab tempat usaha masih terendam air,” kata salah satu pengusaha konveksi batik, Kodam.
Tempat usaha masih sepi, hanya beberapa pekerja yang sedang menjemur kain. Banjir rob di pesisir Kota Pekalongan masih terjadi di Kecamatan Pekalongan Utara dan Barat.
Editor : Ary Wahyu Wibowo
Artikel Terkait