Tradisi Nyadran yang digelar warga Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang di Makam Nyai Ageng Kebo Kanigoro. Foto: Ist.

Menurutnya, nyadran juga sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi warga antar dusun maupun antara daerah lain. Sebab dalam acara nyadran, warga yang jarang bertemu bisa berkumpul dalam acara tersebut. 

Salah seorang warga Arief Sarifudin mengatakan, nyadran merupakan tradisi untuk mengingatkan masyarakat, bahwa semua makhluk hidup termasuk manusia tidak bisa hidup kakal di dunia. Karena itu, harus selalu meningkatkan ketaqwaan, iman dan amal kebaikan agar pada saat waktu kematian tiba, bisa meninggal dalam kondisi baik.

"Kita sebagai manusia harus selalu ingat mati, karena apapun yang hidup di dunia suatu saat akan mati. Untuk itu, kita harus mempersiapkan diri agar benar-benar siap menjalani kematian," ujarnya.

Dia mengatakan, tradisi nyadran harus dilestarikan karena termasuk budaya yang memiliki nilai positif dalam kehidupan masyarakat. "Sifat gotong-royong, menghormati leluhur merupakan bagian dari tradisi yang harus terus dilestarikan. Ini sekaligus nguri-nguri (melestarikan) budaya di Jawa Tengah," ucapnya. 


Editor : Ary Wahyu Wibowo

Sebelumnya
Halaman :
1 2

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network