REMBANG, iNews.id – Wakil Bupati Rembang, Mochamad Hanies Cholil Barro’ mengaku menerima laporan warga yang menggelar pentas pertunjukan di malam hari. Parahnya, pentas yang digelar menimbulkan kerumunan.
Wabup yang akrab disapa Gus Hanies itu menyampaikan masalah tersebut di Pendopo Museum Kartini Rembang,Kamis (10/6/2021) saat rapat koordinasi dan evaluasi penggunaan dana desa untuk mendukung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
Dia mencontohkan adanya pentas campursari di Kecamatan Kaliori dan pentas wayang kulit di Rembang Kota. Gus Hanies mengajak semua pihak bisa menahan diri, karena pandemi Covid-19 belum juga mereda.
“Karena ini ada landasan hukumnya, kalau masih ngeyel, ada pak Kapolres yang akan menindak,” katanya.
Pihaknya juga mendorong masyarakat menyukseskan program vaksinasi Covid-19, karena bisa menjadi salah satu cara mengendalikan kasus. Menurutnya, berdasarkan data 8 daerah di Jawa Tengah yang masuk zona merah, saat ini distribusi vaksinasi Rembang paling rendah.
Pejabat di tingkat kecamatan sampai desa harus membantu kampanye bahwa vaksinasi penting, halal dan aman.
“Vaksinasi untuk lansia di Kabupaten Rembang juga masih rendah, masih sekitar 24 persen. Setelah divaksin, harus tetap menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, jaga jarak dan sesering mungkin cuci tangan. Isu-isu nggak benar tentang vaksin, mohon bisa ditepis,” ujarnya.
Dia menyadari masyarakat mulai jenuh dan bosan terhadap kasus Covid-19. Apalagi kalangan kepala desa yang harus menjalankan ketentuan pemerintah, terkait penggunaan dana desa untuk menopang PPKM Mikro.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa (Dinpermades) Kabupaten Rembang, Sulistiyono memaparkan anggaran untuk menunjang PPKM Mikro, minimal 8 persen dari total dana desa yang diterima. “Anggaran itu di luar BLT dana desa yang disalurkan kepada masyarakat,” katanya.
Editor : Ahmad Antoni
Artikel Terkait