10 Tradisi Orang Jawa Tengah, Nomor 7 Pernah Dilakukan Penyanyi Dangdut Ternama
SEMARANG, iNews.id – Tradisi orang Jawa Tengah hingga kini masih dilestarikan. Tradisi orang Jawa Tengah yang masih menjaga kearifan lokal selalu menarik untuk diikuti.
Jawa Tengah dikenal memiliki banyak tradisi yang hingga kini masih dirawat dan dilestarikan. Tradisi merupakan kebudayaan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kebudayaan ini dapat berbagai macam, mulai dari yang berkaitan dengan kebiasaan, adat istiadat hingga berhubungan dengan keagamaan. Tradisi akan terus berjalan jika masyarakat tetap melestarikan dengan cara terus melakukannya.
Namun jika tidak dilakukan, tradisi tersebut akan menghilang dengan sendirinya atau punah. Untuk daerah Jawa Tengah, beberapa tradisi masih tetap terus dilestarikan dan terap diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut 10 tradisi orang Jawa Tengah yang masih dilestarikan yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Tradisi Ruwatan
Ruwatan merupakan salah satu tradisi yang cukup populer di Indonesia. Upacara adat dari Jawa Tengah ini merupakan sarana yang dilakukan untuk membebaskan atau menyucikan diri manusia dari dosa serta kesalahan yang pernah diperbuatnya.
Tradisi ruwatan masih dilestarikan hingga sekarang sebagai tradisi Jawa Tengah. Contohnya, di dataran tinggi Dieng Wonosobo, bagi anak-anak yang memiliki rambut ikal gimbal biasanya dianggap mirip dengan buto ijo sehingga harus diadakan upacara ruwatan. Hal ini dilakukan untuk mengusir hawa jahat serta hal-hal buruk yang dibawa oleh buto ijo.
2. Tradisi Wetonan
Wetonan dalam bahasa Jawa memiliki arti keluar. Namun, wetonan yang dimaksud di sini berhubungan dengan kelahiran orang. Tradisi wetonan merupakan upacara yang dilakukan guna menyambut bayi yang baru lahir. Tradisi wetonan supaya nantinya bayi tersebut terhindar dari bahaya dan bisa mendapatkan rezeki serta keberuntungan yang lebih.
3. Tradisi Tedak Siten
Tradisi Tedak Siten merupakan tradisi yang dilakukan oleh orang tua saat anaknya sudah menginjak usia tujuh bulan. Tradisi ini juga dikenal dengan nama upacara turun tanah karena bertujuan untuk mengenalkan kepada anak tanah yang dia pijak. Tradisi dilakukan di pagi hari sesuai dengan tanggal dan hari kelahiran anak. Tradisi tedak siten selalu dilengkapi dengan aneka kuliner yang disajikan seperti nasi kuning, jenang boro-boro, dan masih banyak lagi.
4. Tradisi Syawalan
Tradisi syawalan merupakan salah satu tradisi yang dilakukan selama tujuh hari setelah merayakan hari raya Idul Fitri. Masyarakat setempat menjuluki tradisi syawalan dengan nama tradisi lebaran ketupat karena tidak seperti daerah lainnya di Indonesia yang menyajikan ketupat pada saat hari raya Idul Fitri. Masyarakat Jawa Tengah justru menyajikan nasi kuning saat lebaran. Kuliner ketupat baru akan disajikan pada saat tradisi syawalan.
5. Tradisi Popokan
Tradisi Jawa Tengah yang satu ini hingga sekarang masih dilakukan. Tradisi popokan merupakan ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat di Semarang. Tradisi ini dilakukan dengan cara melempar lumpur pada saat hari Jumat Kliwon pada Agustus.
Tradisi popokan mulai dilakukan oleh masyarakat daerah Beringin, tapi sekarang dilakukan oleh banyak masyarakat di daerah Semarang. Masyarakat setempat melakukan tradisi ini dengan tujuan untuk menghilangkan kejahatan serta tolak bala yang ada di daerah tempat tinggal mereka.
6. Tradisi Padusan
Tradisi padusan merupakan tradisi yang dilakukan ketika bulan Ramadhan tiba. Nama padusan berasal dari kata adus yang berarti mandi. Tradisi padusan dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan diri baik secara jiwa maupun raga supaya siap dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan yang suci. Tradisi ini merupakan salah satu budaya peninggalan dari Walisongo ketika menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Pada saat itu, Walisongo menyatukan budaya Jawa yang memiliki gaya dominan Hindu dengan budaya Islam sehingga terlahirlah upacara padusan. Tradisi ini biasanya dilakukan bersama-sama dalam satu sungai sehingga padusan selalu memiliki suasana yang gembira dan ramai.
7. Tradisi Tingkeban
Tradisi Tingkeban atau mitoni merupakan tradisi turun-menurun. Secara sosial dan budaya, mitoni menjadi salah satu sarana yang digunakan untuk menghilangkan kecemasan seorang ibu pada saat mengandung bayi.
Tradisi ini biasanya dilakukan saat ibu hamil sedang mengandung bayi tujuh bulan. Salah satu artis yang mengadakan ritual ini, yaitu Nella Kharisma dan Dory Harsa. Menariknya, dalang Ki Manteb Soedharsono ikut berpartisipasi dalam acara spesial mereka dengan mengusap kepala pasangan suami istri itu.
8. Tradisi Sadranan
Tradisi sadranan atau yang lebih dikenal dengan nyadran. Tradisi ini biasanya dilakukan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Tradisi sadranan dilakukan dengan cara menggelar doa untuk para leluhur serta kerabat yang sudah meninggal supaya dosa-dosa mereka diampuni dan amal baiknya diterima dengan baik.
Tradisi ini dilakukan dengan cara merapikan dan membersihkan makam serta membuat kue tradisional seperti kue apem, kolak, dan ketan yang nantinya akan dibagikan kepada para kerabat.
9. Tradisi Kenduren
Istilah kenduren tentunya tak asing lagi bagi beberapa orang yang tinggal di tanah Jawa. Kenduren atau yang lebih sering dikenal dengan nama Selametan ini merupakan sebuah kegiatan dimana diadakan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama atau kepala suku.
Pada zaman dahulu, tradisi Kenduren selalu disajikan sesaji sebagai persembahan. Setelah dilebur bersama dengan budaya Islam, kenduren berubah dari menyiapkan sesaji menjadi acara makan bersama setelah acara doa selesai dilakukan.
10. Tradisi Brobosan
Tradisi brobosan dapat dikatakan cukup unik dan masih dapat dijumpai hingga kini karena memang sudah menjadi kebiasaan atau adat istiadat yang selalu dilakukan. Tradisi brobosan merupakan tradisi di mana ketika ada saudara atau kerabat yang meninggal, kita harus menerobos melewati bawah jenazah.
Jadi, nantinya jenazah harus diangkat dengan tandu atau peti matinya harus diangkat tinggi. Kemudian, anak dan cucu dari orang yang sudah meninggal tersebut diharuskan untuk menerobos ke bawah kolong melewati jenazah. Hal ini harus dilakukan sebanyak tiga kali. Tujuannya untuk menghormati kepergian jenazah dan mengikhlaskan kepergiannya.
Itulah 10 tradisi orang Jawa Tengah yang hingga kini masih terjaga dan dilestarikan oleh masyarakat. Semoga bisa menambah referensi Anda dalam mengenal tradisi-tradisi di Jawa Tengah.
Editor: Ahmad Antoni