get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Oknum Polantas di Bandung Diduga Peras Mahasiswa Rp550.000

2 Kelompok Mahasiswa UNS Unjuk Rasa, Soroti Kasus Pemukulan hingga Dugaan Korupsi Rektor

Senin, 28 Agustus 2023 - 20:27:00 WIB
2 Kelompok Mahasiswa UNS Unjuk Rasa, Soroti Kasus Pemukulan hingga Dugaan Korupsi Rektor
Dua kelompok mahasiswa dari FKOR dan BEM Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar unjuk rasa di Boulevard. R August

SOLO, iNews.id - Dua kelompok mahasiswa dari FKOR dan BEM Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar unjuk rasa di Boulevard Kampus UNS Solo, Senin (28/8) sore. Mereka menyuarakan keprihatinannya secara terbuka terkait kondisi kampusnya saat ini. 

Kelompok FKOR yang melibatkan seratusan memulai aksi terlebih dahulu sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka ingin agar mahasiswa tidak ikut campur terlalu berlebihan terhadap kasus pemukulan oknum sopir kepada mahasiswa, isu korupsi yang terjadi di UNS dan pembubaran Panitia Student Vaganza dan Rekor MURI dalam beberapa waktu terakhir.

"Bukan ranahnya mahasiswa untuk membahas (pemukulan, korupsi, pembatalan PKKMB) karena sudah sampai di ranah hukum," kata Koordinator Aksi, Nur Hadistya Wibowo.

Seperti diketahui dalam beberapa waktu terakhir ini UNS tengah disorot atas adanya dugaan korupsi yang dilakukan oleh Rektor UNS Prof Jamal Wiwoho, kasus pemukulan seorang sopir terhadap mahasiswa MIPA dan pembubaran Panitia Student Vaganza dan Rekor MURI.

Kasus-kasus tersebut kemudian ditanggapi berbeda oleh BEM FMIPA UNS. Perwakilan BEM FMIPA UNS bahkan sempat mendatangi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka terkait isu korupsi.  

"Ini bukan aksi tandingan, kami mendukung hal-hal yang benar-benar untuk mahasiswa kami mendukung. Tetapi hal-hal yang membuat kegaduhan, korupsi, represif dalam kampus membuat kami prihatin," katanya. 

Hadistya mengajak kepada seluruh mahasiswa agar memperjuangkan hal-hal yang dirasa perlu diperjuangkan serta jangan membuat kegaduhan yang tidak seharusnya.

"Jangan mengajarkan narasi kebencian di media sosial. Buatlah kami berdamai dengan semuanya. Kita bergandengan tangan membangun citra, harmonisasi di UNS. Sehingga nanti prestasi kita rasakan, ketentraman kita rasakan," tegasnya.

Sekitar pukul 17:00 WIB, giliran BEM UNS yang menyuarakan pendapatnya terkait kasus-kasus yang terjadi di UNS.  Ketua BEM UNS Hilmi Ash-Shiddiq mengungkapkan bahwa unjuk rasa yang dilakukan sebagai wujud dalam kebebasan berpendapat. Kelompoknya tidak menuntut apapun dengan digelarnya aksi tersebut.

"Kami tidak pakai tuntutan. Karena ini aksi massa dan mimbar bebasnya. Kami fokus pada mimbar bebas," katanya pada sela-sela aksi.

Hilmi menjelaskan, pihaknya fokus terhadap 3 isu yakni kekerasan, kebebasan berpendapat, dan kesejahteraan mahasiswa. Terkait kekerasan, BEM UNS menyayangkan tidak adanya proses mitigasi atas oknum sopir menghajar seorang mahasiswa habis-habisan mengingat kejadian pemukulan pertama berada di depan pejabat Dekanat. 

Soal kebebasan berpendapat, Hilmi menyebut bahwa ada intervensi dari pihak kampus kepada para mahasiswa agar tidak mengikuti aksi yang BEM UNS lakukan dengan alasan kode etik.

"Saya ada video dari mahasiswa baru yang mereka kegiatan zoom meeting dari Dekanat yang menunjukkan jangan ikut demo nanti kena kode etik," katanya.

Sedangkan soal kesejahteraan mahasiswa, Hilmi mengatakan, ada sekitar 1400 mahasiswa kesusahan pembayaran UKT. Tahun ini UNS melakukan pengunduran jadwal pembayaran selama 2 hari karena banyak mahasiswa yang mengalami keberatan membayar UKT.

"Kami menduga ada salah satu sistem penetepan UKT UNS yang kurang berkeadilan. Di situ yang ingin kami pabrik," ujarnya. Aksi dua kelompok tersebut kemudian berakhir dengan damai, sekitar pukul 17.30 WIB.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut