3 Jalur Alternatif ke Gunung Prau yang Jarang Diketahui, Ternyata Lebih Nyaman!

JAKARTA, iNews.id - Inilah 3 jalur alternatif ke Gunung Prau menjadi informasi penting bagi para pendaki yang ingin menikmati keindahan negeri di atas awan ini. Gunung Prau, yang terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, dikenal sebagai salah satu destinasi pendakian paling populer di Indonesia.
Ketinggiannya mencapai 2.565 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadikannya spot favorit untuk berburu sunrise dengan panorama pegunungan Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, hingga Slamet yang terlihat jelas dari puncaknya.
Dengan popularitasnya yang semakin meningkat, jalur utama menuju Gunung Prau sering dipadati pendaki, terutama saat musim liburan. Untuk itu, mengetahui jalur alternatif bisa menjadi solusi agar pendakian terasa lebih nyaman, aman, dan memberikan pengalaman berbeda.
Berikut tiga jalur alternatif menuju Gunung Prau yang bisa Anda coba:
Jalur Dieng sering disebut sebagai jalur klasik sekaligus salah satu alternatif terbaik untuk mencapai puncak Gunung Prau. Jalur ini memiliki medan yang relatif bersahabat, cocok bagi pendaki pemula. Dari basecamp di kawasan Dieng, pendaki akan melewati jalan setapak yang berliku dengan pemandangan hamparan kebun sayur milik warga setempat.
Keunggulan jalur ini adalah waktu tempuhnya yang singkat. Hanya membutuhkan sekitar 2–3 jam perjalanan untuk sampai ke puncak. Selain itu, jalur Dieng juga dekat dengan objek wisata lain seperti Telaga Warna, Candi Arjuna, dan Kawah Sikidang. Dengan begitu, Anda bisa sekalian menjelajahi keindahan Dataran Tinggi Dieng sebelum atau setelah mendaki.
Kelebihan:
Medan ringan, cocok untuk pemula.
Waktu tempuh singkat.
Akses transportasi mudah karena dekat kawasan wisata Dieng.
Kekurangan:
Saat musim liburan, jalur ini bisa sangat ramai.
Jalur Patak Banteng adalah jalur paling populer menuju Gunung Prau, tetapi juga sering dijadikan alternatif oleh pendaki yang ingin rute cepat. Dari basecamp Patak Banteng, jalur ini langsung menanjak cukup curam sejak awal. Walaupun terasa lebih melelahkan, waktu tempuhnya relatif singkat, yakni sekitar 2–3 jam saja.
Medan yang curam akan terbayar lunas dengan pemandangan indah sepanjang perjalanan. Hamparan padang rumput luas, pepohonan hijau, dan udara segar khas pegunungan menjadi teman pendakian Anda. Sesampainya di puncak, panorama sunrise dengan siluet gunung-gunung besar di Jawa Tengah terlihat sangat jelas dan spektakuler.
Kelebihan:
Waktu tempuh singkat.
Pemandangan spektakuler di sepanjang jalur.
Banyak warung dan fasilitas di basecamp.
Kekurangan:
Jalur menanjak curam, lebih melelahkan.
Sering padat, terutama saat akhir pekan dan musim liburan.
3. Jalur Dwarawati
Bagi yang ingin suasana lebih sepi, jalur Dwarawati bisa menjadi pilihan menarik. Jalur ini berada di kawasan Candi Dwarawati, sehingga memiliki daya tarik budaya sekaligus sejarah. Pendaki bisa memulai perjalanan dari basecamp dekat kompleks candi, lalu melanjutkan trekking melalui jalur yang relatif landai dibanding Patak Banteng.
Meski jarak tempuh sedikit lebih jauh, jalur ini menawarkan pengalaman berbeda karena suasananya lebih tenang dan jarang dipadati pendaki. Sepanjang perjalanan, Anda akan disuguhi pemandangan kebun warga, pepohonan rindang, serta udara yang menyejukkan. Waktu tempuh menuju puncak sekitar 3–4 jam, tergantung kondisi fisik dan cuaca.
Kelebihan:
Suasana lebih tenang, cocok untuk pendaki yang ingin menghindari keramaian.
Editor: Komaruddin Bagja