get app
inews
Aa Text
Read Next : Komandan Operasi OPM Tewas Kontak Tembak dengan TNI di Lanny Jaya

3 Rekannya Meninggal akibat Miras, Ini yang Dilakukan Mahasiswa Papua di Salatiga

Senin, 15 Maret 2021 - 09:56:00 WIB
3 Rekannya Meninggal akibat Miras, Ini yang Dilakukan Mahasiswa Papua di Salatiga
Sejumlah warga Papua di Salatiga saat menghadiri deklarasi pernyataan sikap menolak miras. (Foto/Istimewa)

SALATIGA, iNews.id - Mahasiswa Papua se-Jawa Tengah (Jateng) menggelar deklarasi dan membuat pernyataan sikap menolak minuman keras (miras) di Salatiga, Minggu (14/3/2021) sore. Ini dilakukan setelah tiga mahasiswa UKSW Salatiga meninggal dunia diduga akibat minum minuman beralkohol itu. 

Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan Yayasan Binterbusi Semarang oleh Paulus Sudiyo, pihak UKSW diwakili kepala lembaga layanan Kemahasiswaan Giner, tokoh Papua di Salatiga Melkior NN Sitokdana mewakili mahasiswa Papua di Salatiga.

Kemudian HIMPPAR (Himpunan Mahasiswa Pelajar Papua Barat) Salatiga yang diwakili oleh Imanuel Mimin, Ketua IMAPAS (Ikatan Mahasiswa Papua Semarang) dan peserta deklarasi dari paguyuban perwakilan nahasiswa Papua di Salalatiga dan Kapolres Salatiga AKBP Rahmad Hidayat. 

Sebelum acara deklarasi digelar, mereka melakukan tradisi bakar batu. Tradisi ini merupakan salah satu tradisi penting di Papua yang berupa ritual adat memasak bersama-sama warga satu kampung yang bertujuan untuk bersyukur, bersilaturahmi dan mengumpulkan sanak saudara serta kerabat. 

Perwakilan Yayasan Binterbusi Semarang, Paulus Sudiyo mengatakan, dirinya mengajak semua mahasiswa Papua, untuk merefleksi agar menjadi pribadi yang lebih baik dengan perasaan dan merenungi diri sendiri.

“Kita harus saling peduli terhadap sesama, agar tetap saling peduli antar sesama mahasiswa Papua. Kita juga harus meningkatkan rasa syukur kita kepada Tuhan, dengan peduli terhadap diri sendiri dan orang lain,” kata Paulus Sudiyo.

Perwakilan Badan Pengurus Harian, Immanuel Mimin mengatakan bahwa kejadian ini adalah musibah bagi masyarakat Indonesia dan juga sejarah, bahwa kejadian tersebut pertama kali terjadi di Salatiga.

“Kami turut Belasungkawa atas meninggalnya adik adik kami mahasiswa Papua, semoga kejadian ini tidak terulang lagi di Kota Salatiga. Kami juga mengucapkan terima kasih banyak atas bantuan yang di berikan semua pihak terhadap kelancaran proses pemakaman ketigaa adik kami ini,” katanya.

Sementara itu, tokoh Papua di Salatiga Melkior N. N Sitokdana mengatakan, meminum minuman keras adalah salah satu alat memusnahkan manuasia Papua. Itu fakta yang terjadi saat ini di Papua

“Jadilah agen perubahan untuk tanah Papua, setiap pribadi harus sadar dan berwibawa, intelktuak serta berkarakter, untuk membangun tanah papua. Budaya Papua laki laki harus mewariskan keturunan yang mematikan peradaban papua adalah orang papua sendiri,” ujar Melkior.

Ia mengatakan, minuman keras dari segi kesehatan adalah memutuskan dan merusak syaraf, sehingga orang papua sulit untuk berkembang tentang peradaban Papua. Itu tergantung dari pribadi diri sendiri sebagai orang Papua.

Dia meminta kepada semua saudaranya jangan pernah memutus peradaban Papua. Kualitas anak anak harus lebih dari semua sebagai orang yang terdidik dan berintelek, mari bersama memajukan Papua, jangan sampai orang mabuk identik dengan orang Papua.

“Kita tunjukan bahwa orang Papua itu hebat, namun salah satu penyebab orang papua adalah pengaruh minuman keras, untuk itu saya akan ambil komitmen seperti ini. Sekali lagi saya secara pribadi turut berduka cita atas meninggalnya adik adik kita mahasiswa Papua,” ujarnya.

Pembacaan deklarasi dan ikrar statemen mahasiswa Papua se-Jateng sebagai berikut :

1). Kami pelajar dan mahaaiswa se Jateng menuntut dengan tegas agen penjual di hukum secara tegas dan sesuai UUD 45 tentang larangan minuman beralkohol.

2). Pihak berwajib untuk menutup penjual minuman keras di Kota Salatiga.

3). Kami memohon pemerintah kota Salatiga mendesak Polres Salatiga menindak lanjuti poin 1 dan 2 menegaskan warga se Jateng untuk menutup penjual miras tanpa sesuai izin yang berlaku.

4). Kami Mahasiswa Papua se jawa tengah tidak menginginkan kejadian serupa di Kota Salatiga dan se-Jateng.

5). Kami dengan sadar memohon dengan pemerintah salatiga kepada pihak berwajib utk segera mengambil tindakan yang tegas terhadap larangan minuman beralkohol

Sementra itu, Kapolres Salatiga, AKBP Rahmad Hidayat mengatakan, baru saja Kota Salatiga menjadi Kota paling toleran di Indonesia.  Dan ini semua berkat mahasiswa yang ada di Salatiga serta semua berperan sangat besar dalam predikat tersebut, sebagai orang yang tinggal di Salatiga termasuk mahasiswa Papua, untuk itu warga Salatiga patut berbangga dengan adanya predikat tersebut.

“Kami dari kepolisian akan selalu menampung aspirasi adik adik dan akan selalu bersinergi dalam menjaga kerukunan, keutuhan dalam berbangsa dan bernegara. Selain itu, kami juga akan selalu menjaga keamanan, kenyamanan dalam adik adik semua belajar di kota Salatiga,” ujarnya. 

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut