6 Fakta Ledakan Petasan yang Tewaskan 4 Korban di Kebumen

KEBUMEN, iNews.id - Ledakan petasan di Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menyisakan duka bagi warga setempat. Insiden pada Rabu (12/5/2021) itu telah mengakibatkan empat korban tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka.
Hingga kini, satu korban luka-luka yang masih dirawat di IGD RSUD Prembun atas nama Bambang Priyono (29). Bambang luka bakar pada bagian wajah dan sekujur tubuhnya. Sementara korban luka-luka yang lain, Irwan dan Ratna telah diizinkan pulang pada Kamis pagi.
Berikut enam fakta-fakta fakta terkait ledakan petasan atau mercon di Kebumen yang dihimpun iNews.id:
1. Berawal dari Pembuatan 400 Gulungan Mercon dari 5 Kg Bahan Peledak
Kronologi peristiwa ledakan ini bermula ketika tujuh orang membuat mercon di rumah Untung, warga Trukan pada Rabu (12/5/2021) pukul 16.00 WIB. Ratusan gulungan selongsong mercon itu akan diisi dengan bahan peledak seberat 5 kilogram.
Dalam pembuatan mercon, tersebut mereka berbagi tugas. Beberapa orang menggulung kertas dan lainnya mengisi obat mercon ke dalam gulungan. Adapun jumlah petasan yang akan dibuat sebanyak 400 gulungan. Namun, saat proses pembuatan, pukul 17.00 WIB, terjadi ledakan yang sangat keras.
2. Empat Korban Tewas termasuk Pemilik Rumah
Ledakan saat pembuatan petasan di rumah Desa Ngabean, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen tersebut awalnya mengakibatkan tujuh orang pembuat mercon dan satu anggota keluarga pemilik rumah menjadi korban. Tiga di antaranya meninggal dunia sedangkan lima orang lainnya luka-luka.
Namun, jumlah korban tewas bertambah menjadi empat orang, Kamis (13/5/2021). Sebelumnya korban ledakan yang diduga akibat bahan mercon terkena bara api rokok itu sebanyak tiga orang.
Korban yang meninggal tersebut atas nama Sugiyanto. Warga Desa Ngabean ini meninggal pada Kamis pagi kemarin di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Prembun dengan kondisi luka parah di bagian tangan dan kaki hancur serta luka bakar di sekujur tubuhnya.
Tiga korban lain yang lebih dulu meninggal, yakni Muhammad Taufik Hidayat (27), Rizky (19) dan Rio Dwi Pangestu (22).
3. Ledakan Membuat Rumah Pembuatan Petasan Hancur
Ledakan yang sangat keras saat pembuatan petasan dari bahan peledak seberat 5 kilogram itu tidak hanya mengakibatkan empat korban tewas dan sejumlah warga lainnya luka-luka. Kerasnya ledakan juga membuat rumah tempat pembuatan mercon hancur.
4. Diduga karena Api Rokok
Menurut keterangan para korban, ledakan diduga terjadi karena bahan peledak terkena api dari rokok salah satu di antara mereka. Namun, Tim Labfor Polda Jateng dipimpin AKBP Rostiawan Apriyanto Kamisi masih belum memastikan penyebabnya.Polisi telah mendatangi lokasi ledakan petasan untuk melakukan olah tempat kejadian perkara. Tim Labfor mengamankan sebuah cobek, bungkus rokok, dan korek api.
Salah satu korban luka, Bambang mengungkapkan saat kejadian dirinya bersama enam temannya sedang mengisikan bubuk petasan ke gulungan kertas.
"Tidak diketahui pasti berasal dari apa, tiba-tiba saja tumpukan petasan yang sudah terisi bubuk petasan meledak keras. Saat itu saya berada sedikit jauh dari tumpukan petasan yang meledak," katanya.
5. Korban Ditemukan Bergeletakan dan Wajahnya sampai Tak Dikenali
Orang tua korban ledakan petasan di Kebumen bercerita, kondisi para korban ledakan petasan ditemukan bergeletakan dengan kondisi sangat mengenaskan. Bahkan, dia sampai tidak bisa mengenali anaknya, Muhammad Taufik Hidayat (27).
Untung (55) menceritakan ketika menjelang buka puasa Ramadan hari terakhir, sekitar jam 17.30 WIB, tiba-tiba ada suara yang begitu menggelar dan dahsyat suaranya. Bahkan, kaca-kaca rumahnya ikut bergetar
“Suaranya begitu memekakkan telinga. Saya benar-benar terkejut mendengarnya,” kata Untung pada Rabu (12/5).
Ketika suara menggelegar itu terdengar, Untung tengah berada di belakang rumah. Ternyata, ledakan itu berasal dari depan rumahnya. Untung saat itu panik, apalagi ketika melihat sejumlah korban bergeletakan.
“Sudah banyak yang tergeletak. Tidak bergerak sama sekali. Kondisinya mengenaskan dan juga berantakan. Saya tahu anak saya di situ. Tetapi saya sama sekali tidak mengenali anak saya yang menjadi korban,” ujarnya.
Untung hanya bisa istighfar dan menghela napas. Orang-orang sekitar juga banyak datang ke lokasi. Mereka kemudian melakukan evakuasi. Ternyata, ada yang meninggal, termasuk salah satu anaknya.
6. Korban Sudah Diingatkan Tidak Membuat Petasan
Ledakan ini mengagetkan orang tua korban dan warga setempat. Apalagi, beberapa hari sebelumnya, Untung sudah memperingatkan kepada anaknya untuk tidak membuat petasan. Lingkungan sekitar warga juga tidak suka mereka yang membuat petasan.
“Saya tidak tahu, Taufik mendapatkan bahan petasan dari mana. Sebab, sehari-harinya, Taufik merantau di luar kota,” ucap Untung.
Untung mengatakan yang menjadi korban tidak hanya anaknya, melainkan juga saudara-saudaranya. Mereka membuat sendiri selongsong petasan dari kertas bekas, untuk kemudian diisi dengan serbuk petasan.
Anak kedua Untung tersebut ingin pada saat Lebaran merayakan dengan membunyikan petasan supaya menambah kemeriahan. Namun, angan-angan tak pernah menjadi kenyataan. Suasana kemeriahan yang dibayangkan, justru berubah menjadi tragedi yang memilukan.
Editor: Maria Christina