get app
inews
Aa Text
Read Next : Asal Usul Pramodhawardhani Penguasa Perempuan Pertama Kerajaan Mataram Kuno

7 Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Tersebar di Jateng dan Yogyakarta

Selasa, 27 Desember 2022 - 17:13:00 WIB
7 Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno, Tersebar di Jateng dan Yogyakarta
Candi Borobudur, salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Foto: dok.

JAKARTA, iNews.id – Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dapat dijumpai di wilayah Provinsi Jawa Tengah maupun Yogyakarta. Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan Hindu-Buddha yang berkembang pada abad 8-10 Masehi. 

Selama berkuasa, terdapat tiga dinasti yang memerintah, yaitu Dinasti Sanjaya, Dinasti Syailendra, dan Dinasti Isyana. Berikut deretan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. 

1. Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Candi bercorak Buddha ini terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Menurut para ahli, candi mulai dibangun pada 780 Masehi pada masa pemerintahan raja-raja Wangsa Sanjaya. Pembangunan candi membutuhkan waktu yang sangat lama dan baru selesai pada 830 Masehi di masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra.

Candi Borobudur terkubur oleh lava letusan Gunung Merapi pada 950 Masehi. Candi baru ditemukan kembali pada 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Material yang digunakan untuk membangun candi Borobudur adalah balok batu andesit, yang disusun rapi tanpa perekat serta dilapisi dengan lapisan vajralepa, yakni plester putih kekuningan. 

Awalnya, tinggi keseluruhannya adalah 42 meter. Namun setelah pemugaran, tingginya hanya 34,5 meter. Keseluruhan candi terdiri 10 lantai. Candi Borobudur yang masih kokoh berdiri ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan berlokasi sekitar 17 kilometer ke arah timur Yogyakarta. Candi Prambanan merupakan candi bercorak Hindu. Candi yang dibangun pada abad ke-9 Masehi ini memiliki arsitektur berbentuk tinggi serta ramping, sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya. 

Menurut prasasti Siwagrha, Candi Prambanan mulai dibangun oleh Rakai Pikatan pada 850 Masehi. Candi terus dikembangkan serta diperluas oleh Balitung Maha Sambu di masa Kerajaan Medang Mataram. Pada 1733, candi ditemukan kembali oleh CA Lons, warga berkebangsaan Belanda. Terdapat 240 candi di kompleks Prambanan. Kompleks Candi Prambanan terdiri dari 3 Candi Trimurti yang terdiri dari Candi Siwa, Wisnu serta Brahma; 3 Candi Wahana yang meliputi Candi Nandi, Garuda, dan Angsa; 2 Candi Apit, 4 Candi kelir, 4 Candi Patok, dan 224 Candi Perwara.

3. Candi Mendut

Candi Mendut terletak di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi hanya sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur. Candi yang bercorak Buddha ini didirikan pada masa pemerintahan Raja Indra dari Dinasti Syailendra.

Berdasarkan Prasasti Karang Tengah, Raja Indra membangun bangunan suci “çrimad venuvana” yang bermakna bangunan suci di hutan bambu, pada 824 masehi. Menurut arkeolog Belanda, JG de Casparis, kata tersebut dihubungkan dengan pendirian Candi Mendut.

Candi Mendut terbuat dari batu andesit di bagian luar dan bata di bagian dalam bangunan. Menghadap ke barat laut, Candi Mendut berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 33,80 meter dan lebar 25 meter, serta tinggi bangunan 18,95 meter. Bangunan candi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kaki, tubuh serta atap. 

Relief pada Candi Mendut berupa ajaran moral dengan menggunakan tokoh binatang sebagai pemerannya. Ada 31 buah panel yang memuat relief cerita pada dasar tubuh candi. Misalnya, relief cerita Brahma dan kepiting, angsa dan kura-kura, serta Dharmabuddhi dan Dustabuddhi. 

4. Candi Pawon

Candi Pawon terletak di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Posisinya di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur. Letak Candi Mendut, Candi Pawon dan Candi Borobudur yang ada pada satu garis lurus, mendasari dugaan bahwa ketiga candi Buddha ini mempunyai hubungan yang erat. Menurut JG de Casparis, Candi Pawon adalah tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra, ayah Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra. 

Casparis juga mengatakan, Pawon berasal dari bahasa Jawa, yaitu awu yang berarti abu, kemudian mendapat awalan pa- dan akhiran -an yang menunjukkan tempat. Pada bahasa Jawa sehari-hari, pawon berarti dapur. Namun Casparis mengartikannya sebagai perabuan atau tempat abu.

Candi Pawon terbuat dari batu andesit, dengan bangunan yang menghadap ke arah barat. Candi yang berupa bujur sangkar ini memiliki panjang sisi 10 meter dan tinggi 13,3 meter. Bangunan candi terbagi dalam tiga bagian, yaitu kaki, tubuh serta atap candi. Di atas pintu masuk candi terdapat relief yang menggambarkan kuwera, dewa kekayaan, dalam posisi berdiri.

5. Candi Ngawen

Candi Ngawen berlokasi di Desa Ngawen, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Ngawen bercorak Buddha, yang dibuktikan dengan temuan arca Dhyani Buddha Ratnasambhawa. Candi Ngawen dibangun sekitar abad ke-8 Masehi. Bangunannya mirip dengan bangunan candi Hindu.

Peneliti asal Belanda, Van Erp, memulai penelitian Candi Ngawen pada 1920. Ia melakukan ekskavasi dan mengeringkan lahan sawah yang menjadi lokasi candi. Salah satu keunikan Candi Ngawen adalah keberadaan arca singa yang menopang empat sisi bangunan candi. Gaya ukiran arca singa menyerupai lambang singa pada negara Singapura serta berfungsi untuk mengaliri air hujan yang keluar melalui mulut arca.

6. Candi Sewu

Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8 Masehi atas perintah Rakai Panangkaran serta Rakai Pikatan. Meskipun rajanya beragama Hindu, namun Kerajaan Mataram mendapat pengaruh kuat dari Wangsa Syailendra yang beragama Buddha. 

Candi Sewu berdampingan dengan Candi Prambanan, sehingga Candi Sewu termasuk dalam kawasan wisata Candi Prambanan. Sewu dalam bahasa Jawa berarti seribu. Jumlah tersebut menunjukkan candi tergabung pada gugusan yang jumlahnya besar, namun sesungguhnya tidak mencapai 1.000 candi. 

Candi Sewu terdiri atas 249 candi, 1 candi utama, 8 candi pengapit, dan 240 candi perwara. Candi sewu mempunyai empat pintu gerbang menuju pelataran luar. Candi utama terletak di pelataran persegi dengan luas 40 meter persegi yang dikelilingi pagar dari susunan batu setinggi 0,85 meter.

7. Candi Sambisari

Candi Sambisari berlokasi di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Candi ini bercorak Hindu beraliran Syiwa. Diperkirakan, Candi Sambisari dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Rakai Garung, Raja Mataram Hindu dari Wangsa Syailendra. Candi ini ditemukan secara tidak sengaja oleh petani yang sedang mencangkul di sawahnya. 

Setelah digali, ternyata ada batuan berhiaskan pahatan. Candi Sambisari terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah. Hal ini membuatnya tidak tampak dari kejauhan. Kompleks candi dikelilingi dua lapis pagar. Candi utama yang mengarah ke arah barat dalam kondisi relatif utuh. Sementara, tiga candi perwara yang berhadapan dengan candi utama hanya tersisa batur atau semacam fondasi.

Demikian 7 peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang dapat dijumpai di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Peninggalan-peninggalan tersebut kini menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. 

Editor: Ary Wahyu Wibowo

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut