Angon Bebek di Sawah, Warga Pemalang Ini Sukses Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah
PEMALANG, iNews.id - Sekilas mungkin banyak orang memandang sebelah mata pekerjaan tukang angon bebek. Namun ternyata jika tukang angon bebek di sawah bisa meraup omzet puluhan juta rupiah hanya dengan beberapa bulan saja.
Hal itu dibuktikan Cipto, salah seorang pengangon bebek warga Dukuh Guci, Desa Sukowangi, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang. Dia mengatakan bahwa usaha ternak bebeknya dengan cara angon di sawah lebih menguntungkan.
"Sistem angon lebih menguntungkan dari pada sistem kandang," kata Cipto saat ditemui MNC Portal Indonesia, Rabu (23/11/2022). Menurutnya, dengan cara angon dari sawah ke sawah ternyata untuk pendapatan cukup lumayan bagi ukuran para peternak.
Adapun keunggulan beternak bebek dengan cara angon, kata dia, yakni pengeluaran untuk membeli pakan ternak lebih kecil jika dibandingkan dengan sistem kandang, karena sistem angon peternak tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk beli pakan.
"Pakan konsentrat hanya diberikan saat bebek berumur 0-20 hari," katanya. Cipto yang saat ini memelihara 300 ekor bebek, mengangon bebeknya setiap hari di persawahan Desa Kendalsari yang baru panen.
"Sampai 15 hari saya dengan rombongan bara (nginep di sawah angon bebek) di sini," ungkapnya.
Sementara, menurut Manto (40), pengangon bebek asal Desa Tambakrejo Pemalang, sistem ternak dengan cara angon di areal sawah sehabis panen lebih sehat, karena pergerakan bebek lebih bebas serta banyak mendapatkan makanan organik dari sawah, seperti keong dan cacing.
"Bebek lebih sehat, karena pergerakan bebek lebih bebas serta banyak mendapatkan makanan organik dari sawah," ujar Manto yang mengangon 400 ekor bebek.
Adapun 400 ekor bebek yang Manto pelihara adalah bebek jenis Turi dari Brebes, karena bebek jenis ini jauh lebih cepat besar dan produktifitasnya bagus, sehingga banyak disukai peternak.
Manto mengatakan, jika bebek mulai bertelur pada umur 5 bulan, namun manto tidak memelihara pada sampai usia tersebut, dirinya menjual ke pedagang saat umur bebek memasuki 3 bulan (bayah) dengan harga per ekor Rp85.000.
Biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan, menurut Manto, untuk 400 ekor bebek miliknya adalah 5 Karung konsentrat dan 3 karung jagung giling.
Jika dihitung keuntungan dari hasilnya dengan rincian pengeluaran biaya pakan ternak seperti di atas, maka dapat diketahui berapa penghasilan Manto selama 3 bulan dari awal pemeliharaan.
Jika harga jual bebek Rp85.000 per ekor, lalu dikalikan jumlah bebek sebanyak 400 ekor, maka totalnya Rp34 juta.
Untuk bibit bebek (anak bebek) harga per ekor Rp10.000 x 400 ekor, maka totalnya Rp4 juta Pakan bebek 5 sak konsentrat dengan harga satu sak Rp400.000, jika ditotal Rp2 juta.
Sedangkan 3 sak jagung, harga per sak Rp250.000, totalnya Rp750.000.Maka jika dihitung keseluruhan jumlah modalnya sebesar: Bibit bebek Rp4 juta + Konsentrat Rp2 juta + Jagung Rp750.000 = Rp6.750.000
Jika hasil penjualan 400 bebek adalah Rp34 juta dikurangi modal Rp6.750.000 maka hasilnya adalah Rp27.250.000. Sungguh penghasilan yang menggiurkan!.
Editor: Ahmad Antoni