get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Tempat Wisata di Dekat Bukit Bintang Gunungkidul yang Wajib Masuk Bucket List Kamu!

Antisipasi Antraks, Pemkab Kulonprogo Intensifkan Pengawasan Pasar Hewan

Minggu, 19 Januari 2020 - 09:06:00 WIB
Antisipasi Antraks, Pemkab Kulonprogo Intensifkan Pengawasan Pasar Hewan
Ilustrasi peternakan sapi. (Foto: Antara)

KULONPROGO, iNews.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkba) Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengintensifkan pengawasan lalu lintas hewan ternak yang masuk di wilayahnya. Khususnya di Pasar Hewan Terpadu Pengasih untuk mengantisipasi masuknya antraks.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) KulonpProgo Aris Nugraha mengatakan, kasus antraks yang terjadi Kabupaten Gunungkidul perlu diwaspadai. Hal ini mengingat Kulonprogo juga menjadi gudang ternak terbesar kedua di DIY, setelah Gunungkidul.

"Sejak kasus antraks yang terjadi di Gunungkidul, kami mengintensifkan pengawasan lalu lintas hewan ternak yang masuk ke Kulonprogo," kata Aris, Minggu (19/1/2020).

BACA JUGA: Gunungkidul Ditetapkan Status KLB Antraks, Warga Jateng-Jatim Diminta Waspada

Dia mengatakan, telah mengintruksikan seluruh jajaran petugas kesehatan hewan (puskeswan) untuk mengintensifkan pengawasan dan pemantuan ternak milik peternak. Hal ini sangat penting untuk mengamankan hewan ternak di Kulonprogo.

"Saya minta hewan ternak yang masuk ke Pasar Hewan Terpadu Pengasih sebisa mungkin dilengkapi dengan surat keterangan sehat," katanya.

Aris juga mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan menyusul ada kasus kematian hewan ternak mendadak. Hal ini indikasi kematian hewan ternak diduga terkena penyakit antraks.

"Kami minta masyarakat Kulonprogo meningkatkan kewaspadaan meskipun kasus kematian ternak mendadak di luar wilayah kabupaten," ujarnya.

Menurutnya, peningkatan kewaspadaan diperlukan untuk menghindari penyebaran penyakit ternak tersebut sampai di Kulonprogo. Segera melaporkan kematian mendadak pada sapi, kambing, kerbau atau hewan ternak lain ke petugas puskeswan.

Kemudian mengimbau tidak memperjualbelikan, menyembelih dan mengonsumsi ternak sakit. Mengubur ternak mati dengan kedalaman lebih dua meter.

"Bagi peternak yang memiliki hewan ternak sakit segera diobati dengan menghubungi dokter hewan puskeswan," ucapnya.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPP Kulon[rogo Drajat Purbadi mengatakan, penyakit yang disebabkan bakteri Bacilius Anthracis dapat menular dari hewan ke manusia dan mengakibatkan kematian. Bakteri tersebut dapat membentuk spora yang bertahan hingga sekitar 80 tahun.

"Sedapat mungkin hindari mendatangkan ternak dari wilayah yang diketahui ada ternak terkena kasus antraks,” tuturnya.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut