Atikoh Ganjar Pranowo Puji Peserta Jambore Indonesia di Korsel: Mental Mereka Kuat dan Tahan Banting
Dia membandingkan tantangan Jambore Pramuka Dunia kali ini berbeda dengan 4 tahun yang lalu, ketika digelar di Virginia, Amerika Serikat. Ketika di Virginia, lokasinya banyak pepohonan. Jadi meskipun ketika itu musim panas, namun masih sejuk, peserta terhidrasi dengan baik.
Pada Jambore Pramuka Dunia di Korsel kali ini, sebut Atikoh, memang di sekitarnya ada beberapa kanopi dan bus-bus yang memang secara khusus disediakan untuk para peserta mendinginkan badan. Satu tenda, untuk tidur 2 orang.
Dia mengatakan memang ada 3 kontingen dari Indonesia yang sempat menderita heat stroke, kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas. “Tapi langsung bisa diatasi, mereka bisa beradaptasi dengan baik,” ungkapnya.
Dia juga bercerita, beberapa negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan Singapura lebih awal menarik kontingennya akibat kondisi ini. Proses evakuasi akhirnya dilakukan dengan mengerahkan bus-bus. Kontingen Indonesia untuk sementara tinggal di Dormitori (Wonkwang University Dormitory), yang jaraknya sekira 50 km dari lokasi jambore.
“Memang untuk toilet (di lokasi jambore), sanitasi awalnya cukup bersih, tapi karena jumlahnya tidak sesuai kapasitas (dibandingkan banyaknya peserta) jadi ada kendala,” ujarnya.
Jambore yang digelar sejak 1 Agustus dijadwalkan berakhir pada 12 Agustus 2023 ini. Namun, karena cuaca panas ekstrem melanda, ditambah peringatan terjadinya angin Topan Khanun, Jambore Pramuka ke-25 Dunia itu selesai lebih awal dari jadwal.
Editor: Ahmad Antoni