Bacaan Doa Menerima Zakat Fitrah, Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya

JAKARTA, iNews.id - Bacaan doa menerima zakat fitrah, lengkap dengan Arab, latin, dan artinya yang perlu diketahui oleh seorang Muslim. Zakat yang hanya dilakukan di bulan yang suci ini dianjurkan untuk dibayar sebelum Hari Raya Idul Fitri. Zakat fitrah ini dimaknai sebagai salah satu cara mensucikan diri setelah satu bulan penuh menunaikan ibadah puasa.
Perlu diketahui bahwa kewajiban membayar zakat fitrah ini tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 43.
وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱرۡكَعُواْ مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ
Artinya: Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'. (QS. Al-Baqarah [2]: 43).
Rasulullah SAW juga bersabda:
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ إِقَامِ الصَّلَاةِ، وَ إِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَ حَجِّ الْبَيْتِ، وَ صَوْمِ رَمَضَانَ. رواه البخاري و مسلم .
Artinya: Islam dibangun di atas lima perkara: persaksian bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji, dan puasa di bulan Ramadhan. (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, menunaikan zakat fitrah adalah menjalankan perintah Allah SWT. Umat Islam yang memenuhi kewajibannya, maka tidak dikenai tanggungan dosa.
Selain itu, zakat fitrah juga digunakan sebagai ajang mensucikan diri. Melalui harta yang dikeluarkan saat zakat fitrah, perbuatan dan ucapan yang kotor dapat dibersihkan.
Hal itu sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
عن ابن عباس: فرض رسول الله صلّى الله عليه وسلم زكاة الفطر طُهْرةً للصائم من اللغو والرَّفَث، وطُعْمةً للمساكين، فمَنْ أدَّاها قبل الصلاة فهي زكاةٌ مقبولةٌ، ومَنْ أدَّاها بعد الصلاة فهي صدقةٌ من الصَّدَقات رواه أبو داود وابن ماجة وصححه الحاكم
Artinya: Dari sahabat Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitri sebagai penyucian bagi orang yang berpuasa dari ucapan sia-sia dan ucapan keji, dan sebagai sarana memberikan makanan bagi orang miskin. Siapa saja yang membayarnya sebelum shalat Id, maka ia adalah zakat yang diterima. Tetapi siapa saja yang membayarnya setelah shalat Id, maka ia terhidup sedekah sunnah biasa, (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Jika seseorang yang mengeluarkan zakat dapat mensucikan diri, maka bahan makanan pokok yang dikeluarkan sebagai zakat fitrah akan sangat berguna untuk membantu sesama. Pasalnya sebagaimana yang telah diketahui, zakat fitrah ini nantinya akan diberikan kepada orang-orang yang berhak, termasuk fakir miskin.
Dengan begitu, membayar zakat fitrah adalah salah satu langkah untuk memberikan bantuan kepada fakir miskin.
Zakat fitrah merupakan kebaikan. Orang yang membayar zakat fitrah adalah orang yang telah berbuat baik. Orang yang menerima zakat fitrah adalah orang yang menerima kebaikan orang lain.
Mengutip dari NU Online, menurut adabnya, orang yang menerima kebaikan harus membalas kebaikan orang tersebut, setidaknya dengan doa. Perihal ini Syekh M. Nawawi Banten mengutip hadits Rasulullah saw yang menganjurkan penerima zakat mendoakan pemberi zakat.
وينبغي للآخذ أن يدعو للمعطي لقوله صلى الله عليه وسلم من أسدى إليكم معروفا فكافئوه فإن لم تقدروا على مكافأته فادعوا له أي من أحسن إليكم أي إحسان فكافئوه بمثله فإن لم تجدوا فبالغوا في الدعاء له جهدكم حتى تحصل المثلية
Artinya, "Seyogianya orang yang menerima zakat mendoakan mereka yang menyerahkan zakatnya sesuai hadits Rasulullah SAW, ‘Siapa saja yang memberikan kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikannya. Jika kalian tidak sanggup membalasnya, doakanlah dia.’ Dengan kata lain, siapa saja yang berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah ia dengan kebaikan serupa. Jika kalian tidak sanggup, maka doakanlah ia dengan sungguh-sungguh hingga terwujud pembalasan kebaikan yang setara." Lihat Syekh M. Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 177).
Adapun lafadz doa menerima zakat yang bisa dibaca:
طَهَّرَ اللهُ قَلْبَكَ فِي قُلُوْبِ الأَبْرَارِ وَزَكَّى عَمَلَكَ فِي عَمَلِ الأَخْيَارِ وَصَلَّى عَلَى رُوْحِكَ فِي أَرْوَاحِ الشُّهَدَاءِ
Thahharallāhu qalbaka fī qulūbil abrār, wa zakkā ‘amalaka fī ‘amalil akhyār, wa shallā ‘alā rūhika fī arwāhis syuhadā’.
Artinya, “Semoga Allah menyucikan hatimu pada hati para hamba-Nya yang abrar. Semoga Allah bersihkan amalmu pada amal para hamba-Nya yang akhyar. Semoga Allah bershalawat untuk rohmu pada roh para hamba-Nya yang syahid.”
Selain itu, terdapat bacaan doa lian yang dilansir dari situs Al Manhaj. Diriwayatkan oleh an-Nasa-i, dari Wa-il bin Hujr Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berdo’a untuk seseorang yang memberikan unta yang bagus sebagai pembayaran zakat:
اَللّهُمَّ بَارِكْ فِيْهِ، وَفِي إِبِلِهِ.
‘Ya Allah, berikanlah keberkahan untuk dirinya dan unta-untanya.'( HR. An-Nasa-i: Kitab az-Zakaah, bab al-Jam’i bainal Mutafarriq wat Tafriiq ba-inal Mujtama’ (HR. An-Nasa-i: Kitab az-Zakaah, bab al-Jam’i bainal Mutafarriq wat Tafriiq ba-inal Mujtama’ V/30, no. 2458).
Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Sunnah hukumnya bagi seorang Imam -ketika mengambil zakat- untuk berdo’a bagi orang yang membayar zakat, dengan mengucapkan:
آجَرَكَ اللهُ فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَبَارَكَ لَكَ فِيْمَا أَبْقَيْتَ
‘Semoga Allah memberikan ganjaran atas apa yang engkau berikan dan memberikan keberkahan atas apa yang engkau sisakan.’ [Diriwayatkan oleh: Ibnu Majah secara ringkas: Kitab az-Zakaah, bab Man Ista-faada Maalan (no. 1792).
Editor: Komaruddin Bagja