get app
inews
Aa Text
Read Next : Mengerikan! Tanah Bergerak di Purbalingga Rusak 19 Rumah, 20 KK Mengungsi

Bandara Jenderal Besar Sudirman Sepi, Ini Kata Bupati Purbalingga

Rabu, 03 November 2021 - 12:22:00 WIB
 Bandara Jenderal Besar Sudirman Sepi, Ini Kata Bupati Purbalingga
Suasana Bandara Jenderal Sudirman Purbalingga saat masih beroperasi. (foto Antara)

PURBALINGGA, iNews.id – Aktivitas operasional Bandara Jenderal Besar Sudirman (JBS) di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, sepi. Salah satu penyebabnya Bandara JBS sudah tidak melayani penerbangan sejak akhir September 2021.

Maskapai penerbangan Citilink menjadi satu – satunya maskapai yang melayani penerbangan di bandara ini menghentikan operasinya diduga karena sepi penumpang.

Dari penelusuran wartawan ini, Rabu (3/11/2021) di Bandara Jenderal Sudirman kondisinya sepi. Tidak ada pesawat Citilink yang biasa beroperasi dua kali, hari Kamis dan Sabtu  dengan melayani rute penerbangan Jakarta- Purbalingga-Surabaya.

Selain itu, mini market mobile yang melayani  kebutuhan penumpang juga sudah tidak tampak keberadaannya di kompleks bandara. Begitu pula taksi bandara yang ikut menyanggah keberadaan bandara juga tidak terlihat di pangkalan parkir bandara.

Hanya ada aktivitas sejumlah karyawan Angkasa Pura di bandara yang diresmikan tanggal 1 Juni 2021 dan mulai beroperasi 3  Juni 2021.

Namun, kabar Bandara Jenderal Besar Sudirman tidak beroperasi dibantah oleh Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi. Dia menegaskan bandara Jenderal Besar Sudirman masih beroperasi.

“Dampak adanya PPKM yang memperketat syarat penumpang wajib tes PCR disinyalir menjadi salah satu sepinya penumpang sejak September 2021,” katanya.

Sementara, berhentinya operasional penerbangan berdampak langsung pada pengemudi taksi bandara. Sebanyak 15 unit taksi yang biasa mangkal di bandara ikut menghilang .

Saat wartawan ini berkeliling di Kota Purbalingga mencari keberadaan taksi bandara, ternyata sejumlah unit taksi bandara berpindah pangkalan di terminal bus, Pasar Segamas  dan sejumlah rumah sakit.

Para driver taksi melayani penumpang bus, keluarga pasien, masyarakat pengguna taksi. Beban setoran setiap minggu sebesar Rp500.000 yang membuat para driver harus memutar otak agar tetap bisa makan. Mereka harus bersaing dengan angkutan lain yang sudah lama ada.

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut