JAKARTA, iNews.id - Banjir di Kabupaten Demak terus meluas hingga merendam 25 desa yang tersebar di 7 kecamatan. Banjir imbas tanggul 3 sungai jebol tersebut menyebabkan 14.430 KK terdampak. Mereka kini mengungsi di beberapa titik pengungsian.
“Update per 8 Februari pukul 11.00 WIB masyarakat terdampak mencapai 14.430 KK,” ujar Sekretaris Kabupaten Demak Akhmad Sugiharto dalam keterangan resminya, Jumat (9/2/2024).

Kunjungi Lokasi Banjir Grobogan, Ganjar Ajak Relawan Gotong Royong Bantu Korban
Sugiharto menambahkan, banjir disebabkan banyaknya kiriman air dari hulu yang menyebabkan tanggul Sungai Cabean, Sungai Tuntang, dan Sungai Wulan jebol.
“Sejumlah sungai meluap sehingga menggenangi area permukiman dan juga persawahan,” ujarnya.
Merespons bencana di Demak ini, BNPB memberikan bantuan dalam penanganan darurat. Dukungan tersebut diserahkan secara simbolis kepada pemerintah daerah setempat.
Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati yang didampingi Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Tengah menyerahkan bantuan berupa pangan dan non-pangan di Pendopo Bupati Demak.
Bantuan berupa dana siap pakai (DSP) sebesar Rp250 juta diperuntukkan untuk operasional dan dukungan penanganan darurat. Selain itu, BNPB juga memberikan bantuan pangan berupa sembako 300 paket, makanan siap saji 300 buah dan biskuit protein 300 buah dan non-pangan berupa selimut 300 buah, matras 300, hygiene kit 300 paket, pompa alkon 5 unit, perahu karet 1 dan tenda pengungsi 1.
“Bupati Demak dr. Hj. Eisti'anah, S.E. menerima secara simbolis bantuan dari BNPB. Pemerintah daerah menyampaikan terima kasih atas bantuan tersebut,” ujar Raditya
Sementara itu, Raditya berpendapat, kajian risiko bencana dan rencana penanggulangan bencana daerah sangat dibutuhkan dalam upaya pengurangan risiko bencana.
“Hal tersebut bisa digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan penganggaran kegiatan untuk terutama upaya mitigasi,” kata Raditya.
Normalisasi Sungai
Raditya menambahkan berbagai upaya dapat dilakukan pemerintah daerah, seperti pengelolaan daerah aliran sungai dan berkoordinasi dengan BBWS. Menyikapi bencana di wilayah Demak, pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, dan tim untuk membantu memasang geo-box di sejumlah tanggul yang jebol.
Dalam 1 tahun terakhir Pemerintah Kabupaten Demak sebetulnya sudah berkoordinasi dengan BBWS untuk perawatan Sungai. Namin ini membutuhkan anggaran sangat besar.
“Normalisasi dilakukan belum menyeluruh dan sebagian tanggul sebagian sudah diperkuat oleh Dinas PUPR,” ujar Raditya.
Dalam mengatasi banjir di wilayah Demak, bupati berharap pemerintah pusat dapat membantu dalam upaya preventif terhadap sungai-sungai besar yang sering meluap, termasuk pencegahan untuk daerah pesisir dari rob.
Editor: Kastolani Marzuki













