Barak Asrama Kodam IV/Diponegoro Terbakar, Terdengar Suara Ledakan

SEMARANG, iNews.id – Kebakaran hebat melanda Barak Asrama Kodam IV Diponegoro di Jalan  Kesatrian Jatingaleh, Candisari Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (7/7/2021) sore. Sedikitnya lima rumah di barak asrama ludes terbakar.

Banyak bangunan terbuat dari kayu, membuat api cepat membesar hingga menimbulkan kepanikan warga. Puluhan warga asrama Kodam IV Diponegoro berhamburan keluar rumah saat mengetahui kobaran api tiba-tiba muncul di salah satu rumah barak asrama.

Baca Juga

Langgar PPKM Darurat, 2 Tempat Hiburan di Semarang Ditutup, 15 Perempuan Cantik Diciduk

Api yang terus membesar disertai asap pekat membuat warga berhamburan keluar dan berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. 

Besarnya kobaran api dengan cepat merambat ke empat rumah yang berada di sebelahnya. Bahkan warga yang panik nekat menyelamatkan barang berharga dari dalam rumah yang tengah terbakar.

Baca Juga

Video Viral, Satpol PP Semprot dan Angkut Meja Kursi Warung yang Buka saat PPKM Darurat di Semarang

Menurut Endang, saksi warga setempat, sekitar pukul 17.30 WIB api tiba-tiba muncul disertai suara ledakan, namun belum diketahui sumbernya. Hingga api dengan cepat merembet ke bangunan lain yang terbuat dari material kayu. 

Baca Juga

Satpol PP Semprot Air ke Warung Makan, Wali Kota Semarang Bilang Begini

“Api muncul sekitar jam 5 sore. Ledakan dulu atau nggak saya kurang tahu. Api tahu-tahu sudah besar banget, ngeri pokoknya,” kata Endang, warga asrama.

“Api terus menjalar ke rumah sekitar. Barak asrama ini banyak penghuninya, ada yang positif juga (rumah sebelah yang terbakar,” katanya.

Baca Juga

Pemkot Semarang Bentuk Relawan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 di 16 Kecamatan

Tiga unit mobil Dinas Kebakaran Kota Semarang dikerahkan untuk memadamkan api. Petugas sempat kesulitan menyemprotkan air lantaran ada rumah yang dijadikan isolasi mandiri serta banyak tabung elpiji dan aliran listrik yang belum dipadamkan. Setelah berjuang selama satu jam akhirnya api berhasil dipadamkan.

Editor: Ahmad Antoni