Begini Aksi Relawan Berjibaku Evakuasi Puluhan Sapi Warga Terdampak Erupsi Semeru

LUMAJANG, iNews.id - Empat hari pasca erupsi Gunung Semeru, relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT)–Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) bersama tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi dan pencarian korban bencana. Evakuasi tidak hanya ditujukan kepada manusia. 

Evakuasi juga dilakukan terhadap ratusan hewan ternak warga yang masih hidup pun di relokasi menuju tempat yang lebih aman.

Baca Juga

Hindari Stres Berlebihan, Korban Erupsi Semeru Butuh Pendampingan Psikologis

“Tim relawan ACT-MRI bergerak menggunakan mobil double cabin membantu mengevakuasi sapi dan kambing warga. Sampai saat ini tercatat sebanyak 3.021 jiwa yang hewan ternaknya terdampak bencana erupsi,” kata Ridwan Subarkah selaku tim rescue ACT-MRI (8/12/2021).

Relawan asal Kabupaten Batang itu menyebutkan, setidaknya ada 764 ekor sapi, 684 ekor kambing, dan 1.578 ekor unggas yang berhasil diselamatkan. 

Baca Juga

Warga Lereng Merapi Gelar Salat Gaib dan Doa Bersama untuk Korban Erupsi Semeru

“Hewan ternak sementara dikumpulkan tidak jauh dari area pengungsian agar mudah dipantau,” katanya.

Baca Juga

Material Vulkanis Gunung Semeru Masih Keluar, Warga Diimbau Tak Masuk Zona Merah

Sementara itu, dilaporkan oleh Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang drh Rofiah data sementara tercatat sebanyak 138 ekor kambing dan 23 ekor sapi dilaporkan mati.

Setelah hewan ternak berhasil dievakuasi, kata dia, pemerintah Kabupaten Lumajang akan memberikan bantuan berupa pakan ternak sebanyak 19 ton yang terdiri 5 ton konsentrat dan 14 hijauan pakan ternak yang akan didistribusikan secepatnya.

Baca Juga

Hujan Deras Disertai Gemuruh Kembali Melanda Kawasan Lereng Semeru Rabu malam

Sebelumnya, erupsi dari gunung setinggi 3.676 Mdpl itu telah mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 34 jiwa dan dinyatakan hilang sebanyak 17 jiwa data per 7 Desember. Jumlah warga terdampak sebanyak 5.205 jiwa, 69 mengalami luka berat, 100 jiwa mengalami luka ringan dan tersebar di 37 titik pengungsian.

Editor: Ahmad Antoni