Bejat, Kakek 72 Tahun Ini Cabuli Anak di Bawah Umur Penyandang Disabilitas
                
            
                BLORA, iNews.id – M 72) warga Kecamatan/Kabupaten Blora, Jawa Tengah, diduga melakukan pencabulan terhadap anak di bawah umur. Ironisnya korban memiliki keterbelakangan mental (disabilitas).
Korban berinisial G (12) anak dari Y warga Kecamatan Jepon yang ikut neneknya di Kecamatan Kota. Menurut Y, mengetahui anaknya dicabuli pada Jumat (7/1) lalu ketika dipanggil di kantor kelurahan.
                                    "Jumat saya dipanggil pak Lurah, saya diberitahu kalau anak saya (G) dicabuli. Karena ada tetangga neneknya yang melaporkan ke kelurahan," kata Y, Selasa (11/1/2022).
Sebelumnya, lanjut Y, neneknya sekitar tiga bulan lalu pernah bercerita, kalau anaknya (G) merasakan sakit di bagian kemaluannya.
                                    Dengan didampingi petugas Dinas Sosial P3A Kabupaten Blora, Y melaporkan kejadian itu ke polisi, pada hari itu juga.
"Saya sudah lapor polisi, dan anak saya langsung divisum di rumah sakit. Kata dokter yang memeriksa, hasilnya kemaluan anak saya rusak," ujarnya.
                                    Terpisah, Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Setiyanto membenarkan adanya laporan itu. Dia mengatakan kalau pihaknya belum menerima hasil visum.
                                    "Jadi gini mas, kalau orang tua mengatakan belum keluar atau sudah keluar yang tahu itu kan penyidik. Jangan salah persepsi, kalau ada tanda terima dari puskesmas atau rumah sakit itu hasil visum,” kata Setiyanto.
“Kalau visum itu langsung ke kami. Secara kasat mata memang hasil sudah keluar, namun secara otentik hukum, kami belum menerima visum dari rumah sakit yang memeriksanya. Hari Jumat memang ada laporan itu," katanya.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya telah memanggil ibu korban dan calon terduga untuk dimintai keterangan terkait laporan dugaan pencabulan itu.
"Sejauh ini calon tersangka setelah kita mintai keterangan, sudah ada mengarah ke situ. Tentunya kalau kita sudah mengumpulkan alat bukti, ya kita tahan, ada upaya hukum,” ujar Setiyanto.
“Untuk perkembangan tentunya kita gali. Apakah calon tersangka patut kita tahan atau mungkin dijamin keluarganya karena mengingat usianya sudah tua," ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni