get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Tempat Wisata Religi di Semarang yang Lagi Hits, Nomor 2 Penuh Kisah Legenda

Cerita Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sembuh dari Covid-19 Berkat Plasma Konvalesen

Minggu, 03 Januari 2021 - 07:58:00 WIB
Cerita Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sembuh dari Covid-19 Berkat Plasma Konvalesen
Ilustrasi aktivitas donor darah di PMI Kota Semarang. (Istimewa)

SEMARANG, iNews.id  – Seorang penerima donor plasma di Semarang akhirnya sembuh dari Covid-19. Dia adalah  Dr dr Shofa Chasani yang mengaku dengan pemberian plasma ke dalam tubuhnya bisa mempercepat penyembuhan dari Covid-19.

Pria yang juga berprofesi sebagai dokter spesialis penyakit dalam ini mengatakan, dirinya terinfeksi Covid-19  beberapa bulan lalu, setelah sebelumnya mengalami sesak nafas. Dia pun harus menjalani perawatan di RS Kariadi Semarang.

“Oleh dokter yang merawat, saya diberikan plasma,” kata Shofa di kediamannya di Pamularsih Kota Semarang, dikutip dari website resmi Pemprov Jateng, Minggu (3/12/2020).

Shofa merasakan tubuhnya menjadi lebih adem dan sesak nafas pun menjadi berkurang. Semakin hari, kondisi tubuhnya kian membaik meski dia tidak serta-merta sembuh dengan cepat.

Plasma konvalesen itu pasti ada gunanya. Walaupun mungkin pada pasien lain belum tentu, karena ada efek samping dan sebagainya. Secara pribadi, pada waktu diberikan plasma itu merasakan lebih baik. Di samping obat-obat yang lain,” katanya.

Dia berharap agar para penyintas Covid-19 yang sembuh, untuk mendatangi kantor PMI, guna menjadi pendonor plasma konvalesen. Sehingga dapat menolong penyintas Covid-19 yang lain.

Sisi lain, Kepala Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 4 Semarang, Muhamad Nurul Huda Dwi Santoso untuk mendonorkan plasma konvalesen. Tujuannya, membantu pasien lain yang sedang berjuang sembuh dari Covid-19.

Ditemui di kantor PMI Kota Semarang baru-baru ini, Nurul Huda mengaku tergerak hatinya menjadi pendonor plasma setelah adanya ajakan gubernur di sejumlah media massa.

“Oleh karena itu saya datang ke PMI Kota Semarang, kemudian dilakukan serangkaian tes, apakah antibodi saya masih ada,” kata Nurul Huda.

Selanjutnya, dia menjalani serentetan tahapan yang merupakan persyaratan untuk mendonorkan plasma. Sampai dua jam kemudian, petugas PMI menyatakan jika dirinya layak untuk mendonorkan plasma.

Dia pun melakukan donor plasma hingga dua kali. Motivasi dirinya melakukan donor plasma, karena dia percaya dibalik Covid-19 yang pernah dideritanya, selalu ada hikmah, yakni terdapat antibodi di tubuhnya.

“Jadi kena musibah sempat positif Covid-19. Hikmahnya, saya sudah memiliki antibodi kekebalan,” sambungnya. Nurul Huda mencoba menjadi pendonor plasma, agar hidupnya berguna untuk sesama. “Bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk sesama,” ujarnya.

Menurutnya, sebagai orang yang bekerja di sektor transportasi kereta api, dia lebih sering bertemu dengan orang banyak. Tidak heran jika itu membuatnya pernah terpapar virus Corona.

Untuk menjaga diri, pihaknya melakukan sejumlah tes kepada jajaran karyawan di lingkungan PT KAI Daop 4 Semarang. Bila dari tes ternyata reaktif, yang bersangkutan harus menjalani isolasi.

Sementara, Kepala Unit Donor Darah PMI Kota Semarang dr Ana Kartika mengatakan, ada beberapa kriteria seseorang bisa menjadi pendonor plasma. Antara lain, sehat, umur 18-60 tahun, berat badan lebih dari 55 kg, pernah positif terinfeksi Covid-19, dan ada hasil negatif PCR setelah 14 hari sembuh.

Selanjutnya, PMI akan memeriksa titer antibodi si pendonor. Adapun untuk tingkat kesembuhan pasien Covid-19 usai menerima plasma, sampai saat ini masih dalam penelitian.

“Di Kariadi (RSUP Kariadi) yang kami dengar 70 persen dari pasien Covid yang menerima plasma, responnya bagus. Tapi hasil penelitian belum dipublikasikan, masih dievaluasi lagi,” kata Ana.

Adapun untuk meningkatkan jumlah pendonor plasma, PMI berkoodinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk memperoleh data pasien Covid-19 yang telah sembuh. Kemudian, PMI menghubungi penyintas Covid yang sembuh.

“Kota Semarang sih, kami sudah mengambil donor sekitar 100 orang pendonor. Jadi kami bisa menghasilkan 250 kantong darah dari awal kami mengambil plasma,” ujarnya. 

Editor: Ahmad Antoni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut