Ciptakan Aplikasi Android untuk Cek Kualitas Daging, Dosen Undip Ini Jadi Guru Besar
SEMARANG, iNews.id - Universitas Diponegoro (Undip) kembali menambah guru besar. Lewat inovasinya menciptakan aplikasi Android yang memudahkan masyarakat untuk mengecek kualitas daging sapi, dosen di Fakultas Sains dan Matematika (FSM), Kusworo Adi menjadi guru besar bidang ilmu fisika instrumentasi.
Kusworo mengatakan, untuk sementara ini inovasinya masih difokuskan pada daging sapi karena tingkat akurasinya yang masih di posisi 84 persen. Nantinya aplikasi ini akan dikembangkan untuk jenis daging lain.
"Kami sedang berupaya menaikkan tingkat akurasi supaya lebih proven. Setelah itu baru kita kembangkan untuk jenis daging yang lainnya,” kata Prof Dr Kusworo Adi SSi, MT dikutip dari laman resmi Undip, Sabtu (29/5/2021).
Orasi ilmiah perdananya sebagai guru besar bertajuk “Pemanfaatan Teknologi Citra Untuk Penentuan Kualitas Pangan”, disampaikan pada sidang terbuka Senat Akademik (SA) Undip.
Kusworo mengatakan, inovasi pemanfaatan teknologi citra untuk penentuan kualitas daging didorong kenyataan saat ini kemampuan mengecek kualitas daging masih terbatas pada kalangan pakar dan praktisi teknis saja. Padahal yang sehari-hari berhadapan dengan kondisi itu masyarakat langsung.
Untuk meningkatkan perlindungan konsumen, Kusworo memandang perlu ada inovasi yang sederhana dan dapat dioperasikan oleh masyarakat luas. Konsumen daging harus dihindarkan dari konsumsi daging sapi yang tidak berkualitas dan terjaga kemurniannya atau tidak dicampur dengan daging hewan lain.
"Tentunya dengan cara yang affordable," ujarnya.
Karena itulah Kusworo yang menyelesaikan pendidikan S1 Fisika di FSM Undip dan menyelesaikan S2 dan S3 pengolahan citra di Institut Teknologi Bandung (ITB) ini terdorong untuk merancang aplikasi yang mudah digunakan dan memiliki akurasi yang bisa dipertanggung jawabkan.
Pilihan pada fasilitas kamera yang ada di android dilandasi pertimbangan hampir semua orang bisa mengoperasikan alat tersebut. Sementara pemakaian parameter SNI 3932 : 2008 tentang mutu karkas dan daging sapi, karena itu dasar legal yang ada saat ini.
Mengenai tingkat akurasi, ayah satu anak ini menyebut ada beberapa faktor. Yang paling prinsip, selama resolusinya di atas 4 mega pixel alat tersebut masuk kategori layak dipakai.
Namun cara pemakaian dan teknisnya seperti jarak antara objek dengan alat saat pengambilan, kualitas pencahayaan, serta sudut pengambilan juga bisa berpengaruh terhadap akurasinya.
Teknologi yang berkembang sangat pesat di segala bidang perlu didukung inovasi agar mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang timbul. Teknologi citra diyakini mampu menguji kualitas pangan melalui proses analisis citra yang meliputi: machine learning, visi komputer, pengenalan pola, dan kecerdasan buatan.
"Sebenarnya, implementasi teknologi citra untuk penentuan kualitas pangan sudah banyak dilakukan," kata Kusworo yang saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Sumberdaya, Bisnis dan Komunikasi FSM Undip.
Implementasi itu di antaranya penentuan kualitas untuk buah dan sayuran. Namun untuk daging yang nilai ekonominya cukup tinggi masih jarang sehingga perlu didorong agar masyarakat luas bisa melakukannya secara mandiri.
Dia mengatakan, citra merupakan fungsi intensitas cahaya yang direpresentasikan dalam bidang dua dimensi, sedangkan citra digital adalah citra yang dihasilkan dari sinyal digital yang bersifat diskrit. Representasi citra digital dengan piksel tersusun dalam bentuk matriks.
Dari penelitian yang dilakukan, sistem menunjukkan bahwa akuisisi citra pada jarak 30 cm memberikan akurasi yang lebih baik dengan resolusi kamera 4 MP. Akuisisi citra dapat dilakukan dari berbagai sudut dengan posisi tegak lurus antara daging sapi dan kamera smartphone.
Kusworo yang lulus S3 dari ITB dengan disertasi berjudul “Restorasi dan Phase Unwrapping Citra Komplek Dengan Pendekatan Minimisasi Energi Secara Stokastik” mengungkapkan, hasil dari ekstraksi ciri seperti marbling score, warna daging, dan warna lemak, kemudian diolah dengan menggunakan rule base untuk mendapatkan klasifikasi kualitas daging berdasarkan SNI 3932:2008. Proses itu sangat cepat, namun terukur.
"Adapun perangkat lunak yang digunakan Android studio dan openC," katanya.
Atas capaiannya sebagai guru besar, Kusworo mengaku sangat bersyukur. Dia berharap pencapaiannya dalam jenjang akademik tertinggi ini membuka persepsi masyarakat bahwa ilmu fisika sebenarnya dekat dengan hal-hal yang riil dalam kehidupan.
Editor: Maria Christina